Singaraja, Koranbuleleng.com| Sejak puluhan tahun ribuan warga di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan mengalami kesulitan air bersih. Beberapa solusi pun telah ditempuh oleh pihak pemerintah Desa Jagaraga, termasuk berupaya melakukan pengeboran pada puluhan titik sumber mata air yang ada di wilayah desa tersebut. Salah satunya, pengeboran sumber mata air di monumen Jagaraga yang dilakukan baru-baru ini. Namun masih gagal.
Untuk mengisi kebutuhan air bersih yang dikonsumsi sehari-hari, masyarakat Desa Jagaraga mengandalkan pendistribusian air bersih yang bersumber di Desa Sawan, Kecamatan Sawan.
“Sudah dari dulu masyarakat Desa Jagaraga sangat sulit mencari air bersih. Bahkan untuk kebutuhan MCK, kami terpaksa menggunakan air keruh dari sejumlah sungai maupun saluran irigasi subak,” kata Nyoman Kumanada, warga setempat.
Kendala yang sama juga disampaikan oleh Made Wirata (48) warga Desa Jagaraga yang tinggal di Banjar Dinas Kangin Luan. Ia pun menuturkan hal yang sama, sejak puluhan tahun masyarakat di Desa Jagaraga memang kesulitan untuk mendapatkan suplai air bersih. Minimnya distribusi air bersih yang dikelola oleh desa itu pun tak mampu memenuhi sumber kebutuhan utama masyarakat Desa Jagaraga yang terdiri dari lima dusun.
“Jika musim penghujan seperti sekarang, airnya keruh dan harus di diamkan beberapa waktu selanjutnya dimasak. Jika terlalu keruh kami terpaksa membeli air mineral galon di depo air minum isi ulang. Kami sangat berharap pemerintah secepatnya menindaklanjuti kebutuhan air bersih masyarakat Jagaraga,” pintanya.
Kepala Desa Jagaraga, Made Sumendra Nurjaya membenarkan masyarakat di wilayahnya yang berjumlah sekitar 1300 kepala keluarga kekurangan air bersih, utamanya terjadi saat musim kemarau. Desa Jagaraga terdiri dari lima dusun, yakni dusun Triwangsa, Kauh Luan, Kangin Luan, Kangin Teben dan Kauh Teben. Pihaknya kini tengah mengupayakan dengan memohon bantuan kepada Pemkab Buleleng untuk pembangunan sarana air bersih berupa pompa air serta pelengkap sarana lainnya.
Pihaknya mengirimkan proposal berdasarkan musrenbang dan juga hasil investigasi serta survey di lapangan, rencananya akan melakukan pengeboran di titik lain yakni di sumber mata air yang terletak di dusun Tabang, Desa Bebetin di lahan milik Ketut Mandi.
“Surat perjanjiannya sudah dibuatkan atas persetujuan kedua belah pihak, antara Pemerintah Desa Jagaraga dan juga Ketut Mandi selaku pemilik lahan. Luas tanah yang nantinya dimanfaatkan sekitar 25 are. Sekarang kami tinggal mengupayakan pengiriman proposalnya ke Bapak Bupati Buleleng,” terangnya.
Pria yang telah dua periode menjabat kepala desa tersebut juga menyebutkan, dalam pengajuan proposal itu dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana air bersih berkisar sejumlah 1,3 Milyar lebih.
Ia pun menambahkan, sumber mata air yang digunakan nantinya memiliki debit air yang sangat besar. Dari sumber tersebut bakal dipasang pipa yang berdiameter enam dim.
“Pengajuan proposal itu sudah berdasarkan usulan musrenbang. Dalam hitungan kasarnya, satu paket pompa hidran beserta kelengkapannya seharga Rp 800 juta. Pembangunan dua unit reservior bakal menelan biaya sekitar Rp 125 juta dan pipa distribusi jenis PE sejauh 5 kilometer dibutuhkan biaya sebesar Rp 400 juta,” ungkapnya.
Pihaknya berharap nantinya instansi terkait membantu pengajuan usulan masyarakat tersebut agar segera dapat direalisasikan. Hal itu mengingat penggunaan air bersih yang semakin meningat apalagi jika memasuki musim kemarau. Setiap musim kemarau, masyarakat sangat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
“Kebutuhan air bersih didesa kami sudah sangat mendesak, sungguh tidak tega melihat mereka harus antri berjam-jam siang dan malam. Bahkan ada pula yang membawa jirigen menuju desa lainnya hanya untuk mendapatkan air bersih untuk diminum,” pungkasnya. |NH|