Singaraja, koranbuleleng.com| Kadek Gorsi dari Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt melahirkan Bayi kembar siam. Tim Medis menyebutnya dengan kondisi kelainan kongenital yang multiple dan kompleks. Kini, bayi tersebut menjalani perawatan insentif di ruang NICU RSUD Buleleng.
Bayi ketiga dari Pasangan Made Mujana dan Kadek Gorsi itu diketahui lahir disalah satu tempat praktek Bidan yang ada di Kecamatan Seririt Senin, 23 September 2019 sekitar pukul 03.00 Wita. Saat dilahirkan dengan proses persalinan normal, Bayi berjenis kelamin perempuan itu memiliki berat 2,9 kilogram.
Namun ternyata, kondisi bayi tersebut justru tidak normal. Pasalnya, bayi tersebut memiliki empat kaki dan empat tangan. Dua tangan dan dua kaki dengan posisi normal, sedangkan dua tangan dan dua kaki lainnnya itu menempel di bagian perut. Selain itu ada beberapa organ dalam seperti hati dan usus yang juga berada di luar dinding perut.
Seluruh keluarga pun tidak menyangka jika keluarga baru yang hadir justru lahir dalam keadaan tidak normal. Termasuk oleh Luh Juni Astini yang tidak lain adalah kakak bayi tersebut.
Kini, dengan kondisi adik bungsunya itu, Juni Astini hanya bisa berharap, agar bisa mendapatkan penanganan medis yang memadai, sehingga bisa berkumpul bersama keluarga.
“Pernah USG sekali, dibilang normal. cek ke puskesmas juga rutin. Ibu juga tidak pernah tanya jenis kelamin, karena harapannya yang penting sehat,” tutur Juni.
Dengan kondisi bayi tersebut, bidan langsung merujuknya ke RSUD Buleleng. Bayi itu diterima di UGD pada pukul 05.41, dan langsung dirawat di Ruang NICU RSUD Buleleng, agar terhindar dari infeksi.
Kasubbag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara mengatakan, saat diterima RSUD Buleleng, bayi dan ibunya dalam kondisi lemah. Tim medis segera memberikan tindakan khususnya untuk Bayi agar kondisinya menjadi stabil.
“Kami berusaha buat stabil dulu. Jadi kami beri bantuan oksigen. Ketika kondisinya sudah stabil dan siap, kami rencanakan rujuk ke RS Sanglah,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Medis sementara, Budiantara menyebut memang ada beberapa organ dalam yang terlihat menempel di dinding perut bayi.
“Cuma kami belum bisa pastikan, ini organ milik siapa. Apakah bayi ini punya organ dalam sendiri yang lengkap, atau organ di luar itu organ lain yang tumbuh tidak sempurna. Ini perlu pemeriksaan lebih lanjut,” imbuh Budiantara.
Disisi lain, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra yang mendengar keberadaan bayi kembar siam dengan kondisi kelainan kongenital yang multiple dan kompleks langsung menjenguk bayi tersebut. Setelah melihat langsung kondisinya, Sutjidra menyebut jika kondisi yang dialami bayi tersebut sangat langka.
Ia kemudian meminta pihak RSUD Buleleng untuk menyiapkan tim Dokter yang terdiri dari Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis Bedah, dan Dokter Spesialis Anastesi untuk melakukan perawatan terhadap Bayi tersebut.
“Kami akan konsultasikan kembali dengan RS Sanglah. Sementara kami rawat dulu di sini. Ketika sudah siap, kami segera rujuk, karena kondisi di perjalanan itu juga kan harus dipikirkan,” ujarnya.
Sutjidra menduga jika kondisi Bayi itu terjadi karena pembuahan sel telur yang tidak sempurna. Tidak hanya itu, kondisi ibu bayi juga dalam kondisi resiko kehamilan sangat tinggi, karena idealnya, seorang perempuan sudah tidak hamil lagi setelah usia 35 tahun. Selain itu jarak kehamilan antara anak pertama, kedua, dan ketiga terpaut jauh, sehingga menambah resiko.
“Ini PR bagi kami, bagaimana ibu itu bisa ada di usia reproduksi aman. Langkah edukasi dan pencegahan akan kami gencarkan. Kami juga dorong ibu hamil rutin konsultasi ke dokter kandungan, apalagi di Rumah Sakit Pratama kan sudah ada,” ungkapnya. |RM|