Singaraja, koranbueleng.com | Buleleng menjadi rujukan secara nasional dalam penurunan angka prevalensi stunting untuk wilayah Indonesia Timur. Rujukan nasional ini ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) tahun 2018 lalu.
Sebagai daerah percontohan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak, Provinsi Papua Barat menggali berbagai strategi penurunan angka stunting melalui kunjungan kerja di Kabupaten Buleleng.
Rombongan Kabupaten Fakfak dipimpin langsung oleh Bupati Fakfak, Dr. Drs. Mohamad Uswanas, M.Si dan diterima oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin 10 Pebruari 2020.
Sutjidra menjelaskan terjadi penurunan kasus stunting yang signifikan di Kabupaten Buleleng. Tahun 2013, angka prevalensi stunting mencapai 35-36 persen. Sampai pada tahun 2019, angka prevalensi stunting di bawah rata-rata nasional, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai 37,2 persen. “Sehingga Kementerian Kesehatan menjadikan Buleleng sebagai rujukan nasional,” ujar Wabup Sutjidra.
Sementara Bupati Fakfak, Papua Barat, Dr. Drs. Mohamad Uswanas, M.Si menyebutkan Buleleng menjadi daerah percontohan sehingga pemerintah Kabupaten Fakfak mempelajari percepatan penurunan angka prevalensi stunting yang sudah dilakukan di Buleleng.
“Contoh-contoh dan upaya yang bagus tersebut akan kita terapkan di Fakfak setelah kunjungan kerja ini dan mungkin juga di kawasan Indonesia Timur lainnya. Apalagi penurunan ini merupakan gerakan secara nasional,” sebutnya. |ET|