Singaraja, koranbuleleng.com| Walaupun masih berstatus sebagai Rumah Sakit Transit, namun RSUD Kabupaten Buleleng melakukan persiapan untuk menangani pasien terduga virus corona dengan melaksanakan simulasi Selasa, 10 Maret 2020. Simulasiini sesuai dengan standar penanganan terhadap pasien terinfeksi COVID 19 yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan. Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra juga langsung memantau proses simulasi ini.
Simulasi diawali dengan kedatangan seorang laki-laki ke Gedung IGD RSUD Buleleng, dengan kondisi mirip pneumonia seperti demam, batuk, pilek, dan sesak. Petugas yang berjaga di depan IGD kemudian mengajukan beberapa pertanyaan, mulai dari gejala munculnya penyakit itu, termasuk riwayat bepergian pasien. Ternyata, pesien tersebut memang memiliki riwayat pernah bepergian ke Daerah yang endemis Virus Corona (COVID-19) sehingga pasien langsung dimasukkan ke ruang isolasi.
Atas kondisi itu, dua orang petugas medis dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa hazmat suit (baju pelindung) langsung masuk ke ruang isolasi. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, pasien kemudian dibawa menuju ruang rontgen.
Alhasil, diketahui jika pasien tersebut didiagnosa alami gejala pneumonia. Darigejala itu, tim medis langsung membawa pasien ke ruang rontgen, untuk pemeriksaan lebih mendalam mengetahui kondisi organ tubuh pasien. Setelah ada hasil rontgen, petugas membawa pasien ke ruang rawat inap khusus susfect Corona di ruang Lely RSUD Buleleng.
Ruang Lely yang disiapkan oleh pihak RSUD Kabupaten Buleleng berada di ujung timur RSUD. Selama ini ruangan itu menjadi ruang rawat inap untuk penyakit infeksi. Kini salah satu ruangan didesain untuk menjadi ruang perawatan pasien corona. Untuk menuju ruang tersebut, pasien akan dibawa menggunakan ambulance khusus, dimana sopir ambulance juga harus menggunakan APD.
Selama dirawat diruang Lely, tim medis akan melakukan pengawasan terhadap pasien. Dari hasil seluruh pemeriksaan di ruang perawatan Lely, masih akan dibawa ke laboratorium Balitbang Kemenkes RI, untuk mengetahui apakah seorang pasien tersebut positif atau negatif terinfeksi virus Corona. Tim medis akan mengambil dua kali sampel dan penelitian di laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium akan keluar dalam waktu dua hari.
“Jika hasil penelitian laboratorium yang pertama menyatakan negatif, maka harus diambil lagi sampel yang kedua untuk pemeriksaan di laboratorium. Jika dua kali hasil laboratorium menunjukkan negatif, maka pasien dinyatakan tidak terinfeksi Corona,” ucap Wiartana.
Menurutnya, dari sisi peralatan dan juga petugas medis, RSUD Buleleng mengaku siap jika nantinya ditunjuk sebagai RS Rujukan. Terlebih lagi dokter spesialis paru yang ada, baru saja usai mengikuti pelatihan penanganan pasien corona di Jakarta. Hanya saja, RSUD masih kekurangan APD berupa hazmat suit (baju pelindung). Karena saat ini, jumlah APD yang dimiliki sebanyak 6 set.
“Itu yang kita terbatas, karena ditingkat distributor juga langka, kita sudah pesan, harapannya dalam waktu dekat sudah datang. Karena kalau kita merawat minimal 10 set satu hari, pakaiannya itu hanya untuk sekali pakai,” kara Wiartana.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra menyebut jika simulasi ini untuk mengetahui kesiapan petugas medis dan peralatan di RSUD Buleleng, jika nantinya ada masyarakat ataupun wisatawan yang dicurigai terinfeksi virus corona.
“Sudah barang tentu petugas sudah disiapkan semua termasuk peralatan. Ini menunjukkan kesiapan kami di RSUD Buleleng bilamana ada masyarakat atau wisatawan yang dicurigai terinfeksi virus corona,” ujarnya. |RM|