Barista sedang meracik kopi dalam lomba Barista yang digelar DPC PDI Perjuangan Buleleng |FOTO : Yoga Sariada|
Singaraja, korabuleleng.com | Menjamurnya angkringan, Coffee Shop atau kedai kopi beberapa tahun belakangan ini di Bali menjadikan kopi menjadi salah satu minuman yang banyak dicari.
Kopi bisa menjadi pelengkap bagi sejumlah orang ketika bertemu, dan ini memunculkan tren pekerjaan baru di lingkungan itu, yakni Barista. Barista adalah seorang penyaji minuman kopi professional.
Untuk lebih membumikan profesi Barista, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng menggelar lomba Barista Kopi Bali merayakan HUT ke-48 di gedung Mr. I Gusti Ketut Puja, Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Sabtu 20 Maret 2021. Lomba ini sebenarnya serentak di Bali.
Selain itu, lomba ini juga untuk mempromosikan kopi khas Buleleng. Kabupaten Buleleng sebenarnya daerah dengan potensi perkebunan Kopi teramat luas. Sejumlah desa terkenal penghasil kopi di Buleleng seperti Desa Sepang, Desa Wanagiri, Desa Busungbiu, Desa Kedis dan beberapa desa lainnya. Namun untuk lomba Barista ini, panitia lomba menggunakan kopi yang ditanam dari perkebunan kopi di Desa Wanagiri.
Sebanyak 15 orang Barista ikut dalam ajang ini. Mereka wajib membuat dua racikan kopi yakni Espresso Coffe dan Signature Coffe. Diantara mereka, sudah banyak yang berpengalaman sebagai penyaji kopi professional di sejumlah kedai, restoran maupun angkringan.
Salah satu peserta I Gede Dandy Darma Kusuma dari Solusi Kopi Bali. Dandy mengaku telah mempersiapkan diri secara matang untuk mengikuti lomba ini. Dia mendalami Barista secara otodidak dan dari ajaran kakaknya.
“Banyak proses yang harus dilalui menjadi Barista professional. Namun saya sendiri baru beberapa bulan sebenarnya mendalami profesi Barista ini
Dia mengatakan dalam proses penyajian atau meracik kopi butuh keterampilan dan seni, memahami aroma kopi.
Bagi Dandy, dunia barista sangat menatang untuk dijalani. Banyak hal yang bisa dipelajari dari membuat kopi. Selama ini, Dandy juga besar di ilingkungan perkebunan kopi di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu. Selama ini, wilayah perkebunan di Desa Sepang lebih dominan perkebunan kopi.
“Saya sudah memproduksi kopi bean hasil produksi sendiri, dan saya juga buka kedai. Sehingga Barista ini bisa menjadi profesi yang baik di masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Pengurus DPC PDI Perjuangan Buleleng, Dewa Suardipa mengatakan lomba Barista ini untuk membangkitkan kopi khas Buleleng agar dikenal diberbagai wilayah. Dunia Barista kini menjadi tren di kalangan pergaulan millenal.
“Kami dari PDI Perjuangan ingin agar profesi Barista ini semakin diminati oleh kalangan milenial kedepan, karena potensi produksi kopi kita di Buleleng juga sangat tinggi.” kata Dewa Suardipa.
Disisi lain, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, dr.Putra Sedana mengatakan lomba ini sebagai salah satu langkah untuk mengangkat kearifan lokal di Buleleng. Buleleng mempunyai kualitas produk kopi yang sangat bagus.
“Kita ingin mengangkat kopi, arahnya untuk mensejahterakan petani kopi. Selama ini justru yang kita nikmati barang yang sudah jadi, padahal asalnya dari wilayah kita yang dikirim keluar,” terang dokter yang akrab dikenal dengan nama dokter Caput.
PDI Perjuangan, kata Putra Sedana ingin menangkap kreatifitas generasi milenial. Menyajikan kopi secara professional adalah salah satu pekerjaan yang butuh kreatifitas dan daya dukung berfikir tinggi sehinga bisa diminati dan disukai oleh para penikmat kopi.
Harapan kedepan, kata Putra Sedana, kearifan lokal tetap terjaga dan berdampak ekonomi kerakyatan bisa terus bertahan.
Hasil dari lomba Barista ini, melahirkan tiga jawara. Diantaranya Nomor undi 3 Gede Surya Pradipta sebagai Juara 1, Nomor undi 9 I Kadek Sumastrawan PR sebagai Juara 2, dan nomor undi 5, Gede Anandyaka Satya P sebagai Juara 3. Mereka akan dikirmkan dalam lomba Barsita tingkat Provinsi Bali yang digelar di Desa Pujungan, Kecamatan upuan, Tabanan, dalam beberapa minggu kedepan. |NP|