Singaraja, koranbuleleng.com| SMA Negeri Bali Mandara kesulitan menjaring siswa melalui pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Bali Mandara. Dari 180 kuota yang dibuka pihak sekolah, hingga penutupan PPDB 26 Juni 2022 lalu, yang mendaftar hanya 75 orang.
Plt Kepala SMAN Bali Mandara I Wayan Suarsina menjelaskan, dari 75 orang yang mendaftar secara online maupun datang langsung ke Sekolah, hanya 61 orang yang memastikan pilihannya untuk sekolah di SMA Bali Mandara, sisanya 14 mendaftar sebagai sekolah cadangan.
“Ini yang 14 tersebut, ada yang memilih dua atau tiga sekolah. Bisa saja diterima di sekolah lain,” ujar Suarsina, Kamis, 30 Juni 2022.
Suarsina mengatakan, kondisi itu telah dikomunikasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Namun hingga kini belum mendapatkan jalan keluar dari Pemprov Bali terkait minimnya pendaftar tersebut.
“Pengumuman penerimaan siswa pada 4 Juli. Jika banyak siswa di Kecamatan Kubutambahan yang belum diterima di SMA lain dan ingin bersekolah di SMA N Bali Mandara, kita siap menampung. Tapi tergantung kebijakan dari Provinsi akan seperti apa,” kata dia.
Sepinya pendaftar lanjut Suarsina, salah satunya disebabkan karena belum banyak masyarakat yang tahu jika SMA Bali Mandara sudah beralih menjadi sekolah reguler. Terlebih lagi, di Kecamatan Kubutambahan hanya ada SMP Negeri 1 Kubutambahan sebagai sekolah pendukung. Pihak sekolah juga telah melakukan sosialisasi terkait dengan PPDB, namun belum maksimal. Kondisi dikhawatirkan berdampak pada berkurangnya jam mengajar para Guru di SMA Bali Mandara.
“Sekarang hanya ada 70-an orang yang mendaftar, hanya dibagi menjadi dua rombel. Jadinya jam guru mengajar berkurang. Tapi kami belum analisa itu, kita masih menunggu kebijakan dari Pemprov Bali,” pungkasnya. |YS|