Singaraja, koranbuleleng.com| Fraksi Nasdem saat rapat penyampaian pandangan umum Fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Buleleng atas Ranperda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2023, Selasa, 8 November 2022 menyatakan saat ini Pemkab Buleleng masih minim melakukan penguatan sarana dan prasarana sekolah. Salah satunya terlihat di SMP Negeri 6 Tejakula, yang ada di Desa Les, Kecamatan Tejakula, yang luput dari perhatian dari tahun 2016.
SMP N 6 Tejakula, yang dibangun di lahan swadaya masyarakat saat ini hanya terdapat 4 kelas. Hal itu jauh sedikit dengan kebutuhan sekolah 11 ruang kelas.Dia membandingkan dengan sekolah lain seperti di SMPN 8 Singaraja dengan sarana dan prasarana lebih baik padahal sekolah ini juga tergolong baru.
“Fraksi Nasdem melihat, masih ada pemberlakuan yang berbeda dalam implementasi penuntasan program daerah dalam mewujudkan program pendidikan,” ujarnya.
Dengan kekurangan fasilitas kelas tersebut, Meliun meminta Pemkab Buleleng bisa segera menuntaskan pembangunan ruang kelas baru (RKB) yang representatif. Hal ini, untuk menerapkan asa keadilan dan persamaan. “Ini sebagai bentuk dalam mewujudkan keadilan setiap anak, untuk mendapat persamaan dalam memperoleh pendidikan yang layak,” katanya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika mengatakan, terkait kekurangan ruang kelas itu, sudah dilakukan pengajuan dan akan dilakukan pengadaan pada tahun 2023 melalui dana APBD. Selain itu, sebelumnya pihaknya sempat mengupayakan penambahan ruang kelas tersebut dengan dana DAK. Namun, karena belum menjadi target lokasi oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud ristek), sehingga dialihkan menggunakan dana APBD.
“Penambahan kelas itu, sebenarnya kita upayakan dengan memanfaatkan dana DAK. Namun karena belum menjadi target prioritas lokasi dari pusat. Sehingga kita alihkan ke APBD,” ujarnya.
Menurutnya, tidak ada kecemburuan antara SMP N 6 Tejakula dan SMP N 8 Kalibukbuk. Hal ini, karena pembangunan sekolah tersebut memang dibangun dari nol. Sementara SMPN 6 Tejakula merupakan hasil regruping SD, sehingga sejatinya sudah memiliki ruang kelas dan tinggal pembaharuan atau pengembangan. Sementara perpustakaan, ruang lab dan toilet sudah tercukupi.
“SMPN 6 ini dibangun untuk membatasi penerimaan murid baru yang mengaraj pada SMPN 1 Tejakula yang lokasinya sangat sempit. SMPN 6 Tejakula ini bangunannya ada di dua lokasi, satu di SD satunya lagi dilahan swadaya dari masyarakat itu. Dulu memang Satap, sekarang sudah jadi reguler jadi sekolah itu memang harus dikembangkan,” kata dia.|YS|