Singaraja, koranbuleleng.com │ Produksi cengkeh di kabupaten Buleleng pada tahun 2022 diprediksi akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya faktor iklim yang kurang bersahabat terhadap pertanian cengkeh di Buleleng.
Dari data dinas pertanian kabupaten Buleleng, di tahun 2021 lahan cengkeh di Buleleng yang mencapai sekitar 7000 hektar menghasilkan cengkeh kering sekitar 2,2 ton atau sekitar 295 kilogram per hektar. Tahun ini diperkirakan alami penurunan.
“Bukan gagal panen, cuma ada penurunan produksi. Karena ada anomali iklim di tempat-tempat tertentu. Kalau misalnya tempat yang hujannya agak tinggi jadi panennya tidak bagus. Kami belum terima laporan pasti, karena masih di provinsi,” kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian kabupaten Buleleng, Made Agus Adnyana.
Pemerintah juga berupaya untuk terus menangani jamur Akar Putih (JAP) yang mengancam pohon cengkeh. Penanganan JAP terus di lakukan di sekitar 600 hektar lahan cengkeh yang ada di Buleleng.
“Lokasinya banyak. Hampir di semua daerah penghasil cengkeh. Hampir 30 persen tanaman cengkeh terserang. Tapi kita sudah tangani” imbuhnya
Sementara terkait harga jual cengkeh masih stabil. Dimana untuk cengkeh kering mencapai Rp 120.000. Pihaknya berharap, produksi cengkeh tahun ini tidak mengalami penurunan yang signifikan.
“Musim panen sekarang itu tidak menentu. Biasanya bulan mei-juni, jadi karena anomali cuaca berubah-ubah. Sehingga ada lahan cengkeh Cuma 20 persennya panen. Kemudiandi tempat lain juga begitu “ pungkasnya. │ET│