Singaraja, koranbuleleng.com| Harga telur ayam dan daging ayam mengalami kenaikan selama Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Meski mengalami kenaikan, ketersediaan dua komoditi pangan itu dipastikan aman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Perikanan (DKPP) Buleleng, Gede Putra Aryana mengatakan, dari pemantauan yang dilakukan sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya telur ayam ras, dan daging ayam. Dimana untuk telur ayam ras besar saat ini dijual pedagang dengan harga Rp55 ribu per kerat. Sementara, untuk ayam hidup dijual dengan harga Rp24 ribu per kilogram dan untuk daging ayam campur dijual dengan harga Rp40 ribu perkilogram.
Aryana menyebut, untuk kenaikan telur diduga dikarenakan tingginya harga pakan ayam. Hal ini, diduga dipengaruhi oleh cuaca buruk yang terjadi belakangan ini. Sehingga mempengaruhi pengiriman pakan yang datang dari luar Bali. Selain itu, juga dipengaruhi dengan Covid19. Dimana peternak belum berani menambah ayam petelur.
“Setelah covid19 ini, peternak yang biasa hasilkan yang hasilkan 4500 sekarang 1500, sedangkan permintaan tinggi. Cuaca ekstrem menyebabkan gelombang tinggi, jadi logistik pakan mungkin terhambat. Sehingga harga pakan naik. Pakan kita masih ambil dari Jawa Timur, untuk pabrik pelet disini belum ada,” ujarnya ditemui Senin, 26 Desember 2022.
Kata Aryana, sejatinya pada awal Demsember 2022, harga tiga komoditas pangan tersebut sudah stabil. Namun karena terjadinya cuaca ekstrem, komoditas pangan tersebut mengalami kenaikan.
Untuk terus menstabilkan harga di pasar satgas ketahanan pangan terus meningkatkan operasi pasar. Selain itu, melalui dua Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Swatantra dan Perumda Arga Nayottama, juga memberikan subsidi.
“Perumda tidak cari keuntungan, telur dibeli di peternak 50 ribu, tetap dijual segitu. Untuk cabai diberi subsidi Perumda, seribu hingga dua ribu. Kami harap momentum Natal, Tahun Baru, dan Galungan Kuningan ini tidak dimanfaatkan pengusaha secara berlebihan,” kata dia. |YS|
