Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten Buleleng kembali mengizinkan para pedagang di Pasar Anyar, Singaraja berjualan diatas trotoar sebelah barat Jalan Durian. Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang langsung mengizinkan para pedagang tersebut berjualan di atas trotoar ketika sejumlah pedagang menghadapnya di rumah jabatan Bupati Buleleng, Rabu 1 Maret 2023.
Salah satu perwakilan pedagang Putu Joni Arta mengatakan, jika permintaan dari ratusan pedagang di Pasar Anyar tidak muluk-muluk. Cuma ingin tetap berjualan di jalan durian. Namun, pedagang diatur dengan rapi dengan memberikan ruang 1,5 meter dari jalan. Sehingga, pedagang bisa melakukan aktivitas dan bisa mencari nafkah.
“Itu saja. Kami dari sebulan tidak bisa berjualan setelah pak Jokowi ke Buleleng. Kadang baru duduk sudah di usir,” keluhnya.
Sementara itu, dari hasil pertemuan tersebut pemerintah akan memasang atap di jalan Durian seperti di Jalan Semangka. Desain akan dibuatkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Buleleng.
“Kita masih menunggu gambar dari PUTR. Yang jelas tidak berjualan di badan jalan. Tidak semua badan trotoar dipakai. Masih ada ruang untuk pejalan kaki,” kata Direktur Keuangan Perumda Pasar Argha Nayottama Putu Suardhana
Kesepakatan ini juga untuk menjawab keluhan dari para pedagang. Pedagang yang memiliki lapak di lantai dua Pasar Anyar sering mengeluhkan bahwa pembeli sangat sepi. Tidak ada pembeli yang mau naik ke lantai dua. Maka dicarikanlah solusi terbaik bagi seluruh pihak. Pemerintah tidak melanggar aturan badan jalan dan pedagang bisa berjualan kembali.
“Nanti ini operasionalnya dari pedagang sendiri. Mereka menyepakati itu. Pedagang yang berjualan tersebut nantinya adalah pedagang buah,” imbuh Suardhana.
Disisi lain, Ketut Lihadnyana mengaku terus mengupayakan solusi terbaik bagi para pedagang di Pasar Anyar. Baik itu untuk pemerintah sendiri agar tidak melanggar aturan yang ada dan juga untuk para pedagang agar bisa berjualan.
Oleh karena itu, aspirasi dari perwakilan pedagang didengarkan secara langsung. Setelah mendengarkan, diupayakan untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua pihak.
“Ini juga dilakukan agar Buleleng tetap kondusif. Sehingga, upaya penataan dan mempercantik wajah Kota Singaraja bisa dilakukan,” ujar Lihadnyana. |ET|