Singaraja, koranbuleleng.com| Tiga ruang kelas Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Bondalem, yang berada di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, mengalami kerusakan cukup parah. Hal itu, membuat sejumlah siswa harus belajar di aula sekolah.
Dari pantauan koranbuleleng.com, kerusakan parah terjadi pada atap ruang kelas satu, tiga dan kelas empat. Seng ruangan tersebut sudah tampak hilang. Selain itu kayu penyangga atap bangunan, juga tampak jebol. Kondisi tersebut pun membahayakan para siswa. Siswa kini, harus belajar di aula sekolah yang terbuka dan hanya disekat dengan menggunakan triplek satu kelas dengan kelas lainnya.
Kepala SD Negeri 6 Bondalem, Gede Gunarsajana mengatakan kerusakan pada atap kelas tersebut, pertama terjadi pada 2019 lalu. Dimana plafon, di kelas tersebut jebol dengan tiba-tiba. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan. Pihaknya kemudian, memindahkan siswa-siswa tersebut untuk belajar di Ruang Guru.
Gunarsajana menyebut, kerusakan pada ruang kelas itu pun sempat dijanjikan mendapat perbaikan oleh Pemkab Buleleng pada tahun 2020. Namun, karena Covid-19 tiga ruang kelas itu ditunda. Saat itu, para siswa pun masih belajar melalui daring. Saat pembelajaran tatap muka dimulai pasca Covid-19, sejumlah siswa pun harus belajar di aula sekolah.
“Sebelumnya saat masih daring, masih bisa karena belajar di rumah siswanya. Setelah tatap muka ini, sudah tidak bisa lagi. Ruang guru, kita juga sudah pakai kelas ruang juga jadi kelas. Kami kasihan kepada siswa, saat panas mereka kepanasan saat hujan mereka juga terkena, karena aula tidak berdinding,” ujarnya ditemui Selasa, 17 Oktober 2023.
Kondisi itu pun, telah dilaporkan pihak sekolah ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Pemerintah kemudian menggelontorkan bantuan perbaikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2022 lalu. Hanya saja, bantuan tersebut ditujukan untuk perbaikan ruang guru.
Pihak sekolah kemudian kembali berkoordinasi dengan dinas. Namun, perbaikan terhadap ruang kelas belum bisa dilakukan karena bermasalah pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pada data tersebut, sekolah tersebut masih dilaporkan dalam kondisi baik oleh pihak operator sekolah. Hal ini, karena pihak sekolah melihat saat itu kondisi sekolah masih dalam keadaan baik.
“Karena tertutup bedeg, kami lihat baik-baik saja, jadi tidak dimasukan ada kerusakan. Setelah jebol laporkan kesana (dinas) di cek di dapodik tidak merah (mengalami kerusakan). Sehingga kalau tidak merah tidak jadi prioritas. Sekarang sudah diperbaiki beberapa kali survei oleh dinas di bagian dapodik,” kata Gunarsaja.
Dia menambahkan, sejak pertama berdirinya, sekolah dengan jumlah siswa 151 orang tersebut baru satu kali mendapat renovasi pada tahun 2006 silam. Dimana, kala itu perbaikan dilakukan dengan mengganti atap dan mengangkat tembok bangunan.
“Dengan kondisi sekarang ini, kita sangat khawatir. Kita juga sudah lapor ke pihak desa, biar tidak salah kalau terjadi apa-apa. Dari pemerintah, perbaikan dijanjikan tahun ini diperbaiki. Katanya bulan-bulan ini mau dikerjakan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, pemerintah pada tahun ini hanya bisa mengalokasikan dana, untuk perbaikan ringan kepada sekolah tersebut. Perbaikan, akan dilakukan terhadap tiga kelas yang juga mengalami kerusakan ringan. Dimana, dana yang dialokasikan sebesar Rp175 juta, yang digunakan untuk perbaikan atap bangunan.
“Tahun ini hanya bisa memberikan perbaikan ringan, untuk kenyamanan anak-anak belajar. Kan disana ada enam ruang kelas, tiga yang rusak ringan dan tiga yang berat. Karena yang rusak berat, tidak cukup waktunya diperbaiki di anggaran perubahan ini,” katanya.
Dia menambahkan, untuk perbaikan tiga kelas yang mengalami rusak berat tersebut telah diusulkan ke pemerintah pusat, untuk bisa diperbaiki melalui dana DAK tahun 2024. Dimana, sekolah tersebut telah masuk dalam prioritas perbaikan.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada
