Singaraja, koranbuleleng.com| Harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Buleleng, meroket hingga menyentuh harga Rp17 ribu per kilogram. Kenaikan harga beras itu, disebut sudah terjadi sejak beberapa minggu ini.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Buleleng (DagperinkopUKM), Dewa Made Sudiarta mengatakan, saat ini harga beras kualitas premium rata-rata mengalami kenaikan Rp2 ribu per kilogram. Kenaikan itu disebut terjadi bertahap sejak awal tahun 2024 ini.
Dimana, awalnya harga beras dengan kualitas premium naik Rp15 ribu perkilogram, kemudian terus naik Rp16 ribu perkilogram hingga kini menjadi Rp17 ribu perkilogram. Harga tersebut juga jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan yakni Rp13.900 per kilogram.
“Dibanding dari awal Januari lalu 14 ribu perkilogram, kali ini naiknya signifikan ke 17 ribu perkilogram. Kenaikan itu sudah sejak minggu lalu. Untuk yang medium masih di harga 16 ribu perkilogramnya,” ujarnya Kamis, 15 Februari 2024.
Kenaikan harga beras ini, disebut terjadi akibat faktor cuaca, sehingga menghambat waktu panen petani. Hal itu membuat harga gabah ikut mengalami kenaikan. “Harusnya saat ini sudah masuk bulan panen, karena cuaca belum panen. Perkiraan maret masa panen mempengaruhi kenaikan harga beras di samping itu harga gabah mengalami kenaikan,” kata Sudiarta.
Sudiarta menyebut, untuk menstabilkan harga beras pemerintah melakukan intervensi harga dengan mengoptimalkan pasokan beras stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP) yang disalurkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Dimana untuk harga beras SPHP itu, saat ini Rp10.900. Beras itu pun, saat ini telah didistribusikan ke pasar maupun pedagang-pedagang yang ada di wilayah Buleleng.
“Ini sekarang kita gencarkan dengan Bulog, pasokannya agar bisa diperbanyak. Kemarin sudah di distribusi juga ke pedagang di sekitar pasar dan luar pasar ini ya g nanti membantu mengendalikan harga agar tidak nanti fluktuatif,” kata dia. (*)
