Singaraja, koranbuleleng.com|Panen perdana pada Keramba Tancap Laut (KTL) dari proyek percontohan ketahanan Pangan dari KODIM 1609/Buleleng di perairan laut desa Patas, Kecamatan Gerokgak menghasilkan produksi ikan bandeng hingga 20 ton, Senin 4 Maret 2024.
Panen perdana ini dilaksanakan bersama oleh Pj Bupati Lihadnyana, Komandan Korem (Danrem) 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Buleleng.
Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana menjelaskan pembudidayaan ikan bandeng di Kabupaten Buleleng bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, juga memperkokoh ketahanan pangan di Buleleng. Kekayaan bahari Buleleng dari garis pantai yang cukuppanjang ini cukup potensial dikembangkan berdampak positif bagi perekonomian.
Menurut dia, keterlibatan TNI dalam proyek ketahanan pangan ini merupakan satu bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat. Mewujudkan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama. TNI, Polri dan seluruh anggota Forkompimda juga bahu membahu mewujudkan ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Buleleng.
“Sehingga kita benar-benar mampu untuk memenuhi pangan bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Buleleng,” kata Lihadnyana.
Sementara itu, Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana menyebutkan sesuai dengan arahan Presiden RI, semua pihak terlibat dalam upaya menjaga ketahanan pangan di NKRI. TNI terlibat di dalamnya bukan hanya untuk kepentingan organisasi, tapi kepentingan masyarakat di daerah yang diajak berkolaborasi. Tidak hanya ikan bandeng, dimulai juga dari jagung, cabai, dan yang lainnya.
“Artinya masyarakat sekitaran wilayah di mana kita bersinergi itu memperoleh dampak positif. Apalagi sekarang program-program dari pemerintah cukup banyak untuk ketahanan pangan. Untuk menghindari terjadinya lonjakan harga kemudian masyarakat yang ada tidak terdampak kemiskinan ekstrem,” sebutnya.
Mantan Kepala Staf Korem (Kasrem) 163/Wirasatya ini juga menambahkan bahwa ikan bandeng yang dipanen pada panen perdana ini sejumlah 20 ton. Jumlah tersebut dihasilkan tiga KTL dari lima KTL yang ada dan satu kolam. Panen kali ini lebih cepat yaitu lima bulan dari sebelumnya yang diperkirakan delapan bulan.
“Jumlah benih yang ada berbeda-beda. Mulai dari 30 ribu ekor sampai dengan yang terkecil 20 ribu ekor. Masih ada dua KTL yang belum bisa dipanen,” imbuh Surya Wedana. (*)