Singaraja, koranbuleleng.com | Dewa Nyoman Sukrawan kembali menyeruak dalam panggung politik Buleleng. Mantan kader PDI Perjuangan Buleleng ini, menggelar syukuran atas kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden setelah ditetapkan secara resmi oleh KPU RI.
Pasangan 02 ini juga sebelumnya harus menghadapi gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK). Walaupun akhirnya palu Godam MK menolak secara keseluruhan gugatan dari pasangan 01 dan 03.
Sukrawan sebagai Ketua Relawan Nyama Braya Gibran Bali menggelar syukuran dengan melibatkan masyarakat dan pelaku UMKM Buleleng dengan tajuk Gelar Seni Budaya dan kolaborasi UMKM di desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Sabtu 27 April 2024. Sejumlah pelaku UMKM diberikan ruang menunjukkan produk-produk lokal Buleleng seperti kerajinan maupun olahan kuliner.
Sukrawan menganggap, selain sebagai syukuran atas penetapan Prabowo dan Gibran, pesta rakyat ini juga sebagai bentuk komunikasi dirinya dengan masyarakat menjelang Pilkada Bali dan Buleleng, Nopember 2024.
Namun begitu, Sukrawan belum memutuskan bahwa dirinya maju dalam Pilkada Bali ataupun Pilkada Buleleng. Dia justru mendorong agar semakin banyak tokoh di Buleleng bisa mengajukan diri sebagai calon kepala daerah baik dari jalur independen maupun parpol agar masyarakat lebih banyak punya pilihan.
Sukrawan sendiri mengaku masih harus memikirkan dengan matang jika harus mencalonkan diri dalam Pilkada nanti agar perjuangannya tidak sia-sia. ”Kita harus hitung semua, harus ada otak, otot dan sekaligus ada ongkosnya,” kata Sukrawan.
Sukrawan berjanji akan menentukan sikap dalam beberapa hari kedepan, Sukrawan mengaku lebih memikirkan koalisi untuk sebuah kebersamaan sehingga semua berjalan dengan baik. “Bisa saja saya masuk lewat partai, Partai Demokrat, atau bisa juga melalui PDI Perjuangan, semua masih cair,” ungkapnya.
Sukrawan merupakan mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, pernah menjadi Ketua DPRD Buleleng periode 2009-2014. Selama aktif menjadi kader Banteng, Sukrawan pernah berlaga dalam Pilkada Bali menjadi calon wakil Gubernur Bali, kala itu berpasangan dengan Anak Agung Puspayoga sebagai Calon Gubernur Bali dari PDI Perjuangan. Perjalanan politik Dewa Nyoman Sukrawan cukup matang.
Dia juga pernah berusaha meraih kursi kepala daerah di Pilkada 2017 lalu, Kala itu, Sukrawan menjadi calon Bupati Buleleng berpasangan dengan I Gede Dharma Wijaya sebgai Calon Wakil Bupati. Namun, Sukrawan saat itu harus mengakui keunggulan lawannya, pasangan Putu Agus Suradnyana dan I Nyoman Sutjidra. Gegara, Pilkada itu, Sukrawan dikeluarkan dari partaibesutan Megawati Soekarnoputri itu.
Namun, saat ini dia tercatat sebagai salah satu kader partai Demokrat Bali. Dalam kontestasi Pilpres tahun ini, Sukrawan membentuk relawan Nyama Braya Gibran Bali untuk mengawal suara Prabowo Gibran.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu secara resmi mencatat Raihan suara 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional.
Dewa Nyoman Sukrawan menjelaskan kegiatan dalam bentuk pesta rakyat ini yang digelar di Desa Bungkulan, murni sebagai syukuran atas penetapan kemenangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Ia juga mengajak seluruh tim pemenangan Prabowo-Gibran, termasuk masyarakat, agar menjaga suasana tetap kondusif pasca Pemilu 2024. Mengingat pada bulan November 2024 nanti, akan kembali terlaksana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bali, juga Buleleng. Masyarakat perlu kenyamanan dan keamanan, sehingga proses demokrasi dapat berjalan dengan baik. Yang bermuara pada keutuhan ekonomi yang lebih baik dan kemampuan politik yang lebih maju.
“Ini pesta rakyat, atas syukuran kemenangan Prabowo-Gibran, juga karena semua proses sudah berjalan damai dan lancar, serta tidak ada gesekan yang berarti. Semua kandidat juga menerima kemenangan ini,” ujarnya.
Pihaknya pun menegaskan akan mengawal program rancangan dari Prabowo-Gibran, seperti makan siang gratis juga bandara Buleleng.
Sukrawan meyakini bandara Buleleng bisa terwujud meski pembangunannya merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. Ada tiga faktor utama yang menjadi penentu yakni kebijakan pemerintah, penerimaan dari masyarakat, dan investor.
“Kita kawal program Prabowo-Gibran, apa yang jadi program prioritas, kita kawal, kita sampaikan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Kami hanya jadi jembatan masyarakat,” jawab pria yang juga Ketua Bappilu Demokrat Bali itu. (*)
Editor :I Putu Nova Anita Putra