Singaraja, koranbuleleng.com| PDI Perjuangan sebagai peraih kursi terbanyak di DPRD Buleleng tak gentar jika ada skema pertarungan head to head dalam Pilkada Buleleng 2024. PDI Perjuangan yang sukses meraup suara sebanyak 104.691 suara pada Pemilu 2024 bertekad untuk mengusung kader sendiri.
Sejumlah nama sebenarnya sudah siap untuk ambil kemenangan dalam Pilkada Buleleng, walaupun sejauh ini penugasan dari partai belum turun dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
PDI Perjuangan mengoleksi sejumlah nama kondang yang sudah jauh-jauh hari digaungkan oleh kader-kader militan mereka. Nama-nama yang punya kans besar untuk meraih penugasan partai untuk pertarungan Pilkada Buleleng, diantaranya Gede Supriatna, dr. I Nyoman Sutjidra, I Ketut Rochineng, dr. I Ketut Putra Sedana alias dokter Caput. Empat nama itu punya ketenaran dalam catur perpolitikan Buleleng. Selain namabesar,merekajuga punya basis massa yang besar dan sudah sering turun ke bawah alias turba ke masyarakat.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng Gede Supriatna juga sudah menyebut dengan tegas bahwa PDI Perjuangan akan melawan dengan terbuka jika ada pertarungan head to head.
“Kalau kita di PDI Perjuangan siapa saja mau head to head, kick to kick. Bukan masalah kita takut, kita siap saja menghadapi semua skema politik Pilkada yang akan datang,” ujar Supriatna, Selasa, 28 Mei 2024.
Meski di Pilkada Buleleng partai besutan Megawati Soekarnoputri itu dapat mengusung calon sendiri, namun PDI Perjuangan tetap berkomunikasi dengan partai lain.
PDI Perjuangan selama ini mengaku sudah sering melakukan komunikasi politik melalui lobi-lobi politik di gedung DPRD Buleleng. Mendekati Pilkada Buleleng, jajaran PDI Perjuangan juga lebih intensif melakukan pendekatan dengan partai politik, seperti Partai Nasdem dan Partai Hanura.
Namun, Supriatna mengaku komunikasi politik yang dijalin selama ini justru tidak mengarah untuk koalisi namun agar penyelenggaraan Pemilu berjalan lancar.
Adapun wacana pertarungan dua pasangan calon itu muncul dengan adanya Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus dengan 11 partai didalamnya. Koalisi besar itu diisi oleh Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PBB, Gelora, Garuda, PKB, PAN, dan Prima. Nantinya, koalisi itu digadang-gadang akan memunculkan satu pasangan calon (paslon) untuk melawan PDI Perjuangan di Pilkada Buleleng 2024.
Dimana di Pilkada 2024, PDI Perjuangan pun bisa mengusung calonnya sendiri. Hal ini karena partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, saat ini mendominasi perolehan kursi di DPRD Buleleng. Dari 45 kursi, PDI Perjuangan berhasil meloloskan 18 kadernya ke gedung parlemen pada Pemilu 2024 lalu. Partai ini telah melewati ambang batas 20 persen kursi, untuk pencalonan Bupati dan Wakil Bupati.
“Kami di PDI Perjuangan tidak bisa serta merta untuk melakukan kerja sama tanpa ada arahan dan persetujuan dari DPP Partai. Demikian juga partai lain yang selama ini sudah kita ajak komunikasi. Kami PDI Perjuangan tetap disyaratkan komunikasi politik ditingkat wilayah,” kata Supriatna.
Politisi asal Kecamatan Tejakula itu menambahkan, di Pilkada 2024 PDI Perjuangan akan mengutamakan mengusung pasangan calon dari kadernya. “Tentu kita nantinya akan lebih mengusung kader. Kami pun juga sudah melakukan komunikasi partai lain, baik koalisi saat di Pilpres 2024 lalu maupun diluar itu,” ucapnya.(*)
Editor : I Putu Nova Anita Putra