117 Kilogram Cabai Segar di Panen dari Lahan Hutan Kota Singaraja

Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak 117 kilogram cabai di panen dari perkebunan perkotaan di hutan kota Singaraja, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa, 18 Juni 2024. Ratusan kilogram cabai itu akan didistribusikan ke masyarakat melalui pasar tradisional dengan harga yang lebih murah sebagai Langkah pengendalian inflasi. 

Dimana dalam kegiatan panen itu dihadiri Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra. 

- Advertisement -

Lihadnyana mengklaim saat ini inflasi Buleleng, paling kecil dari daerah lain di Bali. Dimana dia menyebut, selama ini cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi. Dari hal itu, lahan seluas 2 hektar ade yang dibuka sejak Maret 2024 itu difokuskan untuk menanam cabai. Selain cabai, beberapa petak lahan juga ditanami terong dan dibuat kolam nila dan mujair.

Lihadnyana menyebut, cabai yang dipanen dari Hutan Kota Singaraja ini, akan didistribusikan ke masyarakat melalui pasar tradisional oleh Perusahan Daerah (PD) Swantantra dan PD Arga Nayottama. Oleh PD itu, harga yang diberikan pun akan lebih murah. 

“Sekarang harga cabai di pasar 30 ribu, kita jual 25 ribu. Jadi 5 ribu selisihnya,” ujarnya.

Kata Lihadnyana, nantinya di lahan tersebut juga akan ditanami tomat. Dimana tomat, juga disebut saat ini menjadi komoditas penyumbang inflasi. Selain itu, nantinya hutan kota tersebut juga akan digunakan sebagai lokasi edukasi. Sehingga generasi muda mengetahui bagaimana bentuk tanaman tersebut. 

- Advertisement -

“Tomat jadi penyumbang inflasi di sejumlah daerah lain. Kita masih ada lahan kosong, kita akan ajak anak-anak SD dan SMP. Karena mereka tau buah tomat tapi tidak tau tanamannya, oleh karena itu kita ajak mereka,” kata dia.

Pemanfaatan lahan untuk komoditas cabai sebagai upaya pengendalian inflasi ini mendapat apresiasi dari Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Menurutnya, program-program yang telah dijalankan Pj Bupati Buleleng dalam pengendalian inflasi. Termasuk dalam pemanfaatan lahan yang dulunya merupakan semak belukar yang tidak produktif ini.

“Saya berterima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada Pj Bupati Buleleng dan seluruh jajaran karena telah bersama-sama berupaya mengendalikan inflasi serta mewujudkan ketahanan pangan. Areal ini juga sangat asri,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, selain membantu penanganan inflasi lahan ini juga membantu penghasilan para pegawai. Pihaknya pun mdnawarkan ke Pemkab Buleleng, untuk melanjutkan program tersebut di lahan kosong lainnya milik Pemprov Bali yang terletak di daerah Desa Ambengan Kecamatan Sukasada. 

Untuk bibit, disebut akan disupport dari BI dan OJK serta stakeholder lainnya. “Proyek ini juga memberikan keuntungan bagi pegawai disini yang merawat dan mengelola tanaman tersebut, sehingga selain membantu pengendalian inflasi, juga membantu meningkatkan pendapatan para pegawai tersebut,” kata dia.(*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts