Singaraja, koranbuleleng.com| Sekaa Gong Dharma Pradangga, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, tampilkan fragmentari “Ngeraja Singa” di Pesta Kesenian Bali, Sabtu, 6 Juni 2024 malam. Penampilan itu pun, sukses memukau ribuan pasang mata di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar.
Pembina Sekaa Gong Dharma Pradangga, Komang Trisna Ardiana mengatakan, fragmen tari tersebut mengisahkan seorang raja yang berwatak seperti singa. Dimana ceritanya dikaitkan dengan kisah Raja Buleleng pertama Ki Barak Panji Sakti, mulai kelahiran hingga keberhasilan menyerang kerajaan Blambangan, Jawa Timur.
Adapun dalam kisahnya, Panji Sakti dalam era kepemimpinannya pada era 1.604. Panji Sakti adalah seorang Raja Buleleng sangat disegani kawan maupun lawan. Dengan pasukan Goak yang diorganisir bersama rakyat, Panji Sakti mampu menguasai kerajaan Blambangan.
Berhasil mengalahkan raja Blambangan, Raja Mataram Sri Dalem Solo menghadiahkan seekor gajah dengan tiga orang penggembalanya kepada Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.
“Garapan ini di adopsi dari kisah Ki Barak Panji Sakti dari lahir beliau kita ceritakan sampai akhirnya berperang menyerang ke Belambangan,” ujarnya.
Selain itu, sekaa Gong Dharma Pradangga, juga mementaskan garapan tabuh Gagak Gora. Dimana tabuh itu, mengisahkan burung Gagak saat membuat sarang.
Burung itu disebut sangat seni dalam membuat sarang hingga terlihat sangat cantik. Dalam garapan tabuhnya, mengombinasikan dengan pola gending kekebyaran dan lelongoran tradisional khas Buleleng.
Dalam penampilan terakrih, perwakilan Buleleng menampilkan Tari Wirajana. Dimana tari tersebut, diciptakan oleh seniman asli Bali utara yang kerap di panggil Nang Ayon atau Bapak I Ketut Merdana dan di kembangkan oleh Putu Sumiasa pada tahun 1957.(*)