Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mendapatkan penghargaan Program Percepatan Penurunan Angka Stunting berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dariBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengapresiasi capaian ini. Ia sangat bersyukur mengingat pada saat pertama kali menjadi Pj Bupati, Buleleng disorot bahkan hingga tingkat nasional karena prevalensi angka stunting tinggi yaitu 11 persen.
Lihadnyana mengaku punya komitmen tinggi dalam penanganan stunting dengan cara melakukan kolaborasi dalam penanganan stunting.
“Saat ini sudah di angka enam persen. Mudah-mudahan bisa terus diturunkan. Gotong royong dan kerja bersama dalam penanganan stunting sangat diperlukan dan harus dipertahankan,” ungkap Lihadnyana.
Penghargaan itu diterima oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng I Nyoman Riang Pustaka mewakili Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat peringatan Hari Keluarga Nasional ke 31 tahun 2024 di Merapi Grand Ballroom Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat 28 Juni 2024.
Buleleng berhasil menyabet penghargaan ini karena berhasil menjadi kabupaten yang memiliki prevalensi angka stunting terendah dari 15 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2023. Menempati posisi enam dari 15 kabupaten/kota di bawah Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, Kabupaten Mesuji, dan Kota Medan. Buleleng juga menempati urutan ketiga prevalensi angka stunting terendah di Provinsi Bali. Berdasarkan SKI tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng mencapai 6,2 persen.
I Nyoman Riang Pustaka menyebutkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama dari seluruh pihak terkait. Kolaborasi diperlukan mengingat penyebab stunting berasal dari berbagai faktor. Untuk penurunannya diperlukan program-program dari pihak terkait lainnya. Tidak bisa hanya dari Dinas P2KBP3A saja.
“Kami di dinas akan melanjutkan program-program yang selama ini sudah dilakukan khususnya penyuluhan-penyuluhan kepada calon pengantin maupun pengantin baru,” sebutnya.
Ia menjelaskan penyuluhan yang dimaksud juga meliputi edukasi 4T atau empat terlalu kepada pengantin. 4T adalah kampanye yang fokus pada empat isu yang dianggap menjadi penyebab tingginya angka stunting yaitu usia ibu yang Terlalu muda dan Terlalu tua, jarak persalinan yang Terlalu sering, serta jumlah persalinan yang Terlalu banyak.
“Kami juga akan fokus di 4T ini agar angka stunting tidak meningkat lagi. Selain itu, pola asuh dan asupan gizi anak menjadi perhatian,” jelas Riang Pustaka. (*/Adv-pr)