Singaraja, koranbuleleng.com| Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAH) Mpu Kuturan Singaraja, kini memiliki panggung terbuka yang digunakan untuk praktek mahasiswa berkesenian.
Selain mahasiswa, panggung itu juga akan menjadi lokasi pengembangan kesenian di Wilayah Kelurahan Banyuning.
Panggung terbuka itu, diresmikan pada Minggu, 30 Juni 2024 malam. Panggung, dibangun di kampus STAH Mpu Kuturan di Jalan Menjangan, Kelurahan Banyuning, Singaraja. Bangunan panggung tersebut, dibangun tepat di belakang gedung rektorat.
Ketua STAH Mpu Kuturan Singaraja, I Gede Suwindia mengatakan, panggung terbuka ini dibangun sebagai laboratorium atau lokasi praktik dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni. Selain itu, panggung terbuka ini juga nantinya bisa digunakan bagi masyarakat terutama wilayah Banyuning, untuk mengembangkan kesenian. Diharapkan bisa membangkitkan kesenian Drama Gong yang telah lama vakum.
“Kedepan kita dedikasikan kepada masyarakat, karena saya ingin sekali Banyuning yang memiliki konteks yang besar dari sisi agama, budaya, dan drama gong kedepan di hidupkan,” ujarnya.
Kata Suwindia, desain panggung sengaja dingabangun melebar. Hal ini, agar bisa digunakan untuk menampilkan gong kebyar mebarung. Pihaknya pun akan mengundang kampus lain untuk bisa menggelar gong kebyar mebarung dengan sekaa gong kampus.
“Agar di Buleleng ini, tradisi dangin dan dauh enjung berkembang. Memang didesain untuk tempat mebarung. Nanti kita undang mebarung dengan Undiksha, kampus UHN, atau Panji Sakti yang punya UKM kesenian. Ini kita akan dedikasikan kedepan,” kata dia.
Pembangunan panggung itu, dibiayai oleh rupiah murni dari anggaran DIPA Ditjen Bimas Hindu.
Ditempat yang sama, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, I Nengah Duija berharap dengan adanya panggung terbuka ini, akan kembali membangkitkan seni yang ada di Buleleng dari Kelurahan Banyuning.
Dia juga berharap, umat Hindu di seluruh Indonesia melek terhadap pendidikan anak-anak untuk membangun dan membangkan peradaban. STAH Mpu Kuturan pun disebut memiliki kapasitas yang layak untuk melakukan pendidikan itu.
“Buleleng harus bangkit kembali, karena Buleleng memiliki peradaban yang luar biasa intelektual dalam peradaban seni. Kita bangkitkan dari Mpu Kuturan ini, Mpu Kuturan memiliki kapasitas dan kelayakan untuk itu,” kata dia.(*)