Singaraja, koranbuleleng.com| Spanduk pasangan bakalcalon Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana berpasangan dengan Ketua Bapilu Partai Demokrat Bali, Dewa Nyoman Sukrawan bermunculan di jalan-jalan. Banyak masyarakat yang menduga-duga, keduanya akan segera mengumumkan sebagai sebagai paket pasangan calon kepala daerah.
Tak hanya di wilayah perkotaan, gambar yang memperlihatkan kedua tokoh tersebut terpasang di Jalan Srikandi, Banjar Dinas Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada. Dalam spanduk itu, memperlihatkan keduanya tengah duduk. Dimana Sukrawan tampak memperlihatkan handphon ke dr. Caput.
Ketua BMI Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana menegaskan, pihaknya tak pernah memasang spanduk tersebut. Bahkan selama ini, pihaknya tak pernah sekalipun meminta relawannya untuk memasang baliho.
“Itu pastikan bukan dari saya. Ini pekerjaan kelompok orang yang saya ga tau apa maksud keinginannya. Karena kalau saya justru saya sampaikan, untuk tidak memasang hal seperti itu, karena mengotori,” ujar Putra Sedana ditemui saat memberikan pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada Kelompok Nelayan, di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng, Minggu, 28 Juli 2024.
Pria yang akrab disapa dr. Caput menyebut, pihaknya telah meminta pihak yang memasang baliho untuk menurunkan baliho-baliho tersebut. Menurutnya pemasangan gambar itu tidak bermanfaat bagi masyarakat, justru akan mengotori lingkungan.
“Bagi saya hal-hal itu tidak ada nilai positifnya, bagi sya tidak ada manfaat yang baik untuk masyarakat,” kata dia.
Kata dr. Caput, dibanding memasang spanduk, pihaknya lebih memilih turun utuk membantu masyarakat. Selain itu, dia menegaskan selama ini turun ke masyarakat bukan untuk mencari suara jelang Pilkada 2024. Dia menegaskan, meski tak dapat rekomendasi ia akan tetap di PDI Perjuangan dan sebagai Ketua BMI Buleleng yang merupakan sayap partai.
“Saya tidak pernah toleh kanan, toleh kiri, saya berjalan lurus. Yang paling penting kondisi masyarakat, harus selalu kita lihat sehingga kita betul-betul tau kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Bukan ambisi untuk kekuasaan saja, kalau kita tidak pernah tau kondisi masyarakat sebenarnya untuk apa,” kata dia.
Terpisah, Ketua Bapilu Partai Demokrat Bali, Dewa Nyoman Sukrawan mengaku pihaknya tidak mengetahui yang memproduksi dan membuat spanduk itu . Meski demikian, dia berharap dengan adanya baliho tersebut masyarakat bisa menilai.
“Tidak tahu siapa yang buat. Masalah masyarakat menilai A,B,C,D, biarkan masyarakat yang menilai,” singkatnya.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada