Singaraja, koranbuleleng.com| Bendungan Gerokgak, di Desa/Kecamatan Gerokgak, Buleleng, mengalami penurunan debit air akibat kemarau panjang yang terjadi. BPBD Buleleng saat ini tengah melalukan koordinasi ke Bandan Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, terkait kondisi tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, air di Bendungan Gerokgak saat ini masuk dalam kategori surut. Adapun dari data BPBD Buleleng, dalam kondisi normal Tinggi Muka Air (TMA) di bendungan tersebut mencapai 126 mdpl, pada bulan Mei 2024.
Saat memasuki musim kemarau, TMA bendungan disebut terus menyusut hingga tercatat mencapai 117 mdpl pada 10 September 2024 pagi. “Salah satu pemicunya karena curah hujan yang jauh berkurang, dengan hari tanpa hujan yang cukup lama,” ujar Ariadi, Selasa, 10 September 2024.
Ariadi menyebut, penurunan air bendungan pada kemarau ini, lebih parah dibanding pada tahun 2023. Meski demikian, disebut belum ada laporan kekurangan air bersih dari desa pemanfaat air bendungan tersebut.
Namun pihaknya tetap meminta kepada perangkat Desa Gerokgak agar menyiapkan sarana pendukung distribusi air. Agar nantinya saat dibutuhkan, pendistribusian bisa cepat dilakukan.
“Kita anjurkan kepada Pemerintah Desa Gerokgak untuk menyiapkan bantuan sarana pendukung distribusi air bersih, seperti tandon air yang anggarannya dapat bersumber dari Dana Desa,” kata dia.
Ariadi menambahkan, untuk mengatasi kekeringan yang sering terjadi pada bendungan tersebut, harus ada penambahan pembangunan reservoir untuk menampung air bendungan. Selain itu, kondisi penurunan debit air ini pun akan dikoordinasikan kepada BWS Bali-Penida.
“Iya termasuk surut (air bendungan). Kami koordinasikan terkait hal tersebut dengan BWS di Denpasar,” kata Ariadi. (*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada