Singaraja, koranbuleleng.com| Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida juga melakukan peninjauan atas kerusakan yang terjadi di halaman depan Pura Segara Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kepemilikan asset masih harus dipastikan agar perbaikan kerusakan bisa dilakukan dalam jangka waktu dekat sebelum piodalan di pura tersebut digelar.
Kepala BWS Bali-Penida, Muhammad Noor mengatakan, melakukan pendataan aset terhadap kerusakan yang terjadi di halaman depan Pura Segara Penimbangan tersebut. Jika dari penelusuran itu, aset tersebut milik Provinsi Bali, BWS disebut tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perbaikan. Namun jika aset itu merupakan milik BWS Bali-Penida, akan sesegera mungkin dilakukan penanganan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Kami menunggu waktu untuk survei ke lapangan. Untuk memastikan kepemilikan aset siapa yang membangun nanti biar jelas. Kalau bukan asset kami, kegiatan pemeliharaan kita tidak bisa melakukan perbaikan disana. Kami akan berkoordinasi dulu dengan Pemerintah Provinsi Bali,” kata Noor, dalam kunjungannya ke Kabupaten Buleleng, Kamis, 12 September 2024.
Kata Noor, garis pantai di Bali rata-rata memiliki tingkat abrasi yang tinggi. Dari data yang ia sebutkan, dari 665 kilometer garis pantai di Bali, sebanyak 200 Kilometer mengalami abrasi. Saat ini, sepanjang 100 Kilometer sudah dilakukan perbaikan dan penanganan, termasuk di Kabupaten Buleleng. Sisanya akan dilanjutkan dalam program Rencana Strategis (Renstra) di tahun 2024 ini.
“100 Kilometer itu sudah kita tangani termasuk di Kabupaten Buleleng. Sisanya akan masuk dalam program renstra kita. Tapi dengan kegiatan yang begitu banyak, tentunya akan diprioritaskan di tempat-tempat yang kita anggarankan setiap tahun,” kata dia.
Noor menambahkan, dalam penanganan abrasi ini, dilakukan tergantung topografi wilayahnya, tergantung arah ombak yang pantai itu sendiri. Sejauh ini, dalam penanganannya dilaksanakan dengan membuat pemecah gelombang dan pembangunan pelindung Pantai.
“Jadi kita tidak bisa menyamakan. Di Buleleng kita bangunan pelindung pantai seperti tahun 2023, karena ombaknya memang lebih tinggi,” ucap Noor.(*)