Singaraja, koranbuleleng.com | Calon wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna bertekad untuk mengembangkan desa wisata berbasis religi dan budaya untuk Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.
Inisiatif itu muncul setelah Supriatna melihat keragaman tradisi, adat dan budaya serta nilai-nilai keagamaan yang amat kuat di desa itu saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW1446 di desa setempat, Selasa 17 September 2024.
Kehadiran Supriatna disambut hangat oleh warga desa Pegayaman. Warga menerima kehadirannya dengan ramah. Beberapa saat, dia juga tampak berbincang lama dengan sejumlah warga. Kedatangannya di Pegayaman ditemani politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H. Mulyadi Putra.
Pria yang akrab disapa Supit ini merasa tertarik akan ragam tradisi, adat dan budaya desa ini. Sehingga dia tergugah untuk merancang pengembangan kawasan wisata religi dan budaya untuk Desa Pegayaman.
Selama ini, Desa Pegayaman dikenal sebagai desa berpenduduk muslim terbesar di Buleleng. Desa ini mampu menjaga nilai-nilai toleransi dan akulturasi budaya Bali dalam kehidupan penduduk desa.
Konon, leluhur warga Desa Pegayaman merupakan prajurit andalan Raja Buleleng pada zamannya untuk membentengi wilayah kerajaan dari arah selatan. Kedekatan warga Pegayaman dengan penguasa Buleleng yang beragama hindu, membawa percampuran budaya di desa itu. Kebiasaan warga Bali terbawa di tengah-tengah kehidupan warga muslim Pegayaman.
Dalam sambutannya, Politisi asal Desa Tejakula ini mengaku sangat menikmati parade budaya di Desa Pegayaman. Supriatna melihat potensi desa ini harus dikembangkan agar masyarakat juga mendapatkan dampak yang baik secara ekonomi.
Walaupun baru pertama kali melihat warga Pegayaman mengarak Sokok, Ia melihat tradisi budaya harus tetap dijaga kelestariannya. Ia menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi serta keunikan budaya lokal sebagai aset berharga yang patut dilestarikan, serta toleransi antar sesama.
Selama ini, Supriatna mengaku telah beberapa kali berkunjung ke Desa Pegayaman untuk kunjungan kerja maupun acara sosial.
“Saya punya rencana untuk memprogramkan kawasan wisata religi, budaya di desa Pegayaman. Saya sangat senang bisa hadir di sini dan merasakan langsung kehangatan masyarakat Pegayaman dalam memperingati Maulid Nabi. Ini adalah kesempatan berharga untuk lebih mengenal tradisi dan budaya yang ada di desa ini,” ujar Supriatna.
Lebih lanjut, Supriatna memaparkan rencana untuk mengembangkan Desa Pegayaman sebagai destinasi wisata religi dan budaya, karena Desa Pegayaman memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu daya tarik wisata dan budaya religi di Buleleng.
“Desaini punya aset sejarah,dulu menjadi bagian dari pasukan Raja Buleleng, Ki Barak Panji Sakti, kita perlu menjaga dan mengembangkan potensi ini,” jelasnya.
Pengembangan desawisata berbasis religi dan budaya ini diyakini bisamemberikan dampak positif bagi warga. Apalagi, Pemprov Bali juga sudah membangun Turyapada Tower di era Wayan Koster. Tower tersebut akan menjadi ikon wisata di Buleleng, maka akan memperkuat pengembangan wisata di Desa Pegayaman.
“Ini bukan hanya tower televisi, tetapi nanti akan menjadi destinasi wisata tersendiri di Buleleng. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa masyarakat Pegayaman mendapatkan manfaat dari pembangunan ini,” imbuh Supriatna. (*)