Singaraja, koranbuleleng.com | Pasangan calon kepala daerah Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra dan Gede Supriatna melontarkan sejumlah gagasan pembangunan Buleleng kedepan dihadapan mahasiswa melalui agenda diskusi ilmiah bertajuk Pilkada sudah didepan mata di kampus Universitas Panji Sakti, Rabu 18 September 2024.
Sutjidra yang sudah selama 10 tahun atau dua periode menjadi wakil Bupati Buleleng dari tahun 2012 -2022 dan Gede Supriatna juga dalam dua periode menduduki jabatan Ketua DPRD Buleleng merasa sangat memahami permasalahan Buleleng dan mampu mencari solusi yang baik terhadap permasalahan yang ada.
Jika dipercaya masyarakat Buleleng, pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini mengusung lima program prioritas yang ingin dijalankan oleh pasangan yang punya tagline JOSS24 Paten ini. Diantaranya, pembangunan bidang pangan, sandang dan papan, kedua pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan, ketiga pengingkatan jaminan sosial tenaga kerja, pembangunan bidang agama, adat, seni tradisi dan budaya, kelimapembangunan infrastruktur, pariwisata, ekonomi kreatif dan UMKM.
Lima program prioritas itu implementasi dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pembangunan semesta berencana, Era baru di Buleleng.
“Buleleng harus maju, harus punya rasa jengah untuk terangkat dari kemiskinan. Ini pekerjaan berat semua, kita tidak bisa bekerja berdua tapi harus bekerjasama membangun Buleleng bersama-sama.” urai Sutjidra.
Sutjidra mengatakan Buleleng berpotensi besar bidang pertanian. Dia akan membuat lumbung pangan di setiap kecamatan, minimal di masing-masing kecamatan ada tiga lumbung pangan.
Sutjidra juga mengungkapkan akan mendorong teknologi pertanian bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan pertanian perkebunan di Buleleng, sehingga hilirisasi bisa berjalan dengan baik.Sutjidra mendorong akan mengembangkan industri pasca panen.
“Kita tidak ingin hasil panen di Buleleng dijemput oleh truk-truk pengangkut dari luar Bali,dibawa keluar dan lalu mereka kembali membawa hasil panen dari Buleleng dengan bentuk kemasan lain, itu tidak menguntungkan buat petani kita,” ujarnya.
Salah satu dosen Universitas Panji Sakti, I Putu Parmila mengungkapkan pertanian saat ini tidak bergengsi bagi kalangan anak muda, bahkan sebagian besar generasi lanjutan ini memilih bekerja di luar negeri atau di kapal pesiar. Padahal di desanya mempunyai asset pertanian yang cukup pluas.
Saat panen raya cengkeh kemarin, banyak pemilik perkebunan cengkeh harus mencari buruh petik ke pulau Jawa karena kekurangan buruh petik. “Saya berharap, pemimpin kedepan bisa mengangkat gengsi pertanian ini,” ujar Parmila.
Terkait kondisi itu, Supriatna menjawab bahwa butuh komitmen dan keteguhan untuk menjaga lahan pertanian agar bisa memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat. ”Saya berharap, masyarakat tidak meninggalkan pertanian karena potensi pertanian di Buleleng sangat luas.” ujar Supriatna.
Dia bersama Sutjidra, akan membangun bidang pertanian ini sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera.
Selain memanfaatkan teknologi pertanian, masyarakat juga harus memahami geografis lahan pertanian sehingga bisa memberikan pilihan pertanian yang cocok dikembangkan dimasing-masing daerah.
“Kita punya komitmen untuk meningkatkan nilai pertanian dengan pemanfaatan teknologi pertanian. Kita akan mendorong industri olahan pertanian sehingga hasil panen bisa dipasarkan secara luas di berbagai bidang. Kita sebenarnya tidak akan pernah kekuarangan pasar untuk menyebarkan produk-produk pertanian ini,” kata Supriatna.
Beasiswa dan Mengembalikan Kota Pendidikan yang Nyaman
Di Bidang Pendidikan, Supriatna mengutarakan akan meningkatkan pembangunan sektor Pendidikan. Selama ini, kata pria yang akrab disapa Supit ini, lama tempuh pendidikan masyarakat di Buleleng masih diangka 7,5 persen.
”Kita ingin Pendidikan 12 tahun itu tuntas,” ujarnya.
Dia mengatakan ketika memimpin nanti, akan bekerjasama dengan lembaga lain untuk memberikan beasiswa bagi generasi mudamelanjutkan Pendidikan ke jenjang perkuliahan serta kesempatan magang kerja ke luar negeri.
Begitupun, kata Supriatna, pasangan JOSS24 ini ingin mengembalikan Singaraja sebagai kota Pendidikan. Untuk mengembalikan itu, bukan hanya sektor pendidikannya saja yang harus diperbaiki namun juga sisi lingkungan. ”Maka kita akan bangun ruang ruang terbuka hijau,ruang berkreasi dan diskusiyang nyaman. Tanpa lingkungan yang baik tidak akan nyaman untuk menjadi kota Pendidikan,” tambah Supit.
Supriatna mengaku dirinya punya komitmen besar untuk meningkatkan tata Kelola pemerintahan. Itu akan menjadi penekanan dirinya bersama Sutjidra ketika dipercaya memimpin Buleleng.
“Tanpa komitmen tidak akan terwujud. Sebaik apapun ide, gagasan, program tanpa didasari komitmen tidak akan berjalan dengan baik.” Tegas Supriatna. (*)
Pewarta :Kadek Yoga Sariada
Editor : I Putu Nova Anita Putra