Singaraja, koranbuleleng.com| Calon Bupati Buleleng Nyoman Sugawa Korry menggagas ide untuk menaikan gaji perbekel jika terpilih di Pilkada 2024. Menurut politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar itu, saat ini gaji perbekel di Buleleng paling kecil dibanding kabupaten yang ada di Bali.
Sugawa Korry mengatakan, dari data yang diterimanya gaji perbekel di Buleleng, saat ini Rp4,5 juta sebelum dipotong pajak. Setelah bersih dipotong pajak, perbekel disebut hanya menerima gaji Rp3,9 juta. Dia menilai, besaran gaji itu tidak cukup dibanding tugas yang diemban seorang perbekel.
“Oleh karena itu, saya berpendapat kedepan ini harus diperbaiki. Bukan masalah pilkada, tapi tentang penghargaan kita kepada kepala desa, sebagai ujung tombak di desa,” ujarnya ditemui usai menghadiri diskusi yang digelar BEM Universitas Panji Sakti Singaraja, Jumat, 20 September 2024.
Menurut Sugawa Korry, dengan tugas berat diemban, seharusnya gaji yang diterima perbekel paling rendah Rp10 juta. Menaikan gaji perbekel itu pun, disebut telah dikaji oleh pihaknya. Selain itu, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buleleng disebut bisa menaikan gaji perbekel tersebut. Kenaikan gaji itu bisa dilakukan, melalui Peraturan Bupati (Perbup). Namun sebelum hal itu ditetapkan, pihaknya akan berkonsultasi dengan Kejaksaan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Itu tanggung jawab pimpinan daerah. Karena kita harus menghargai, kalau memberikan gaji seperti itu sama artinya menyuruh mereka untuk korupsi karena kita tahu kepala desa memiliki tugas besar. Minimal 10 juta untuk desa terkecil. Yang lebih luas, tingkat penduduknya, nanti akan ada kajian untuk rinciannya,” kata dia.
Selain menaikan gaji perbekel, bakal calon Bupati Buleleng yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus ini juga menjanjikan kesejahteraan petani dengan membuat pasar industri pengolahan. Dengan dibukanya industri pengolahan itu, disebut akan menstabilkan harga produk yang dihasilkan petani.
Sugawa Korry mencontohkan, durian Kane saat ini harganya masih stabil sejak sepuluh tahun terakhir, karena hasil produk dari petani tersebut langsung diserap oleh pasar industri. Ia pun akan membuka lebar jika ada perusahaan yang membangun industri pengolahan di Buleleng. Pihaknya disebut akan memfasilitasi terkait perizinan. Namun perusahaan itu, harus membangun sesuai dengan Rancangan Detail Tata Ruang (RDTR) yang berlaku.
“Kalau ada perusahaan industri pengolahan masuk Bali, kita kasi karpet merah. Kalau ada undang-undang memungkinkan kita kasi tax holiday perijinan jangan ada wani piro (gratifikasi). Asal mendirikan peruntukan sesuai RDTR. Jangan di daerah yang tidak bisa membangun (pabrik) dibangun,” kata dia.
Sugawa Korry menambahkan, untuk membangkitkan minat bertani di generasi muda. Pemerintah disebut harus turun untuk membantu para petani dalam melakukan produksi. Kedepan pihaknya menjanjikan akan membantu pupuk maupun bibit ke petani.
“Jadikan pertanian menjadi lebih sejahtera. Tekan ongkos produksi, buka pasar. Kita harus berani mengalihkan mereka ke tanaman-tanaman yang mempunyai nilai lebih baik, dibantu bibit oleh pemerintah,” katanya.
Pewarta: Kadek Yoga Sariada