Singaraja, koranbuleleng.com | Pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Buleleng I Nyoman Sugawa Korry dan Gede Suardana memberikan punia Pura Bale Agung/Pura Banuwa di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng pada Minggu 29 September 2024. Punia itu diberikan usai pura tersebut alami kebakaran, jumat lalu.
Kunjungan paslon bupati dan wakil bupati yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, didampingi Anggota DPRD Buleleng Wayan Edi Parsa.
Sugawa Korry mengaku kedatangannya ke Pura Bhanuwa karena baru usai menghadiri undangan di Desa Tunjung, Kecamatan Kubutambahan. Mengingat satu jalur, maka paslon Ok Gas mampir ke sana.
Paslon nomor urut 1 itu menyampaikan bahwa kehadirannya tidak untuk kepentingan tertentu saja. Melainkan beberapa momen pun ia datang ke Desa Bulian, karena LPD Desa Bulian merupakan binaannya. Bahkan katanya, Sugawa Korry sudah biasa mampir dan ngopi di Desa Bulian.
Dalam kesempatan itu juga, Sugawa-Suardana memberikan bantuan kepada Desa Adat Bulian, untuk memotivasi pasca musibah kebakaran. Meski Sugawa Korry enggan menyebut jumlah nominalnya.
”Saya sudah lihat di media begitu ada musibah kebakaran di Pura Bhuwana. Lalu cari waktu dulu untuk ke sini. Jadi tidak berlomba-lomba ke sini, saya tidak tahu beliau-beliau (paslon lain) datang ke sini,” katanya.
Bersamaan dengan itu, Sugawa Korry meminta agar peristiwa tersebut dapat diambil hikmahnya. Namun jangan dipetik negatifnya. Katanya, peristiwa ini setidaknya mampu membuat masyarakat berbenah menjadi lebih baik.
”Peristiwa ini ambil hikmahnya, istilah Bali-nya mulat sarira. Jangan dibawa kemana-mana lahi,” harapnya.
Sementara itu, Bandesa Desa Adat Bulian Ketut Pasek berterima kasih atas kedatangan Sugawa-Suardana ke Pura Bhuwana. Katanya, ini memberikan motivasi kepada mereka pasca musibah yang terjadi di wilayahnya.
Pasek menyampaikan bahwa bantuan dana dari paslon Ok Gas akan digunakan pihaknya untuk perbaikan juga persiapan upacara pembersihan.
”Kedatangan ini memberi motivasi. Untuk perbaikan, konsep pakem tetap sama tapi yang berubah variasi ornamennya. Contoh meru tumpang limanya tetap, tapi ukiran akan mengikuti perkembangan zaman,” jawabnya. (*)