Singaraja, koranbuleleng.com| Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng kini mempunyai sekolah adat. Di sekolah yang diberi nama Sekolah Adat Pasraman Manik Empul Desa Pedawa itu, akan dikhususkan untuk memberikan pelajaran adat kepada masyarakat setempat. Peresmian sekolah adat itu pun digelar di Wantilan Desa Pedawa, Selasa, 22 Oktober 2024. Dalam kegiatan itu juga dikukuhkan pengurus serta pelatih fasilitator yang akan mengajar di sekolah adat tersebut.
Bendesa Adat Pedawa, Wayan Suastika mengatakan, sekolah adat ini dibuat untuk memberikan pemahaman terkait adat setempat kepada masyarakat. Mengingat saat ini, khususnya generasi muda disebut banyak yang tidak mengetahui tentang desa adat dan tradisi yang ada di desa setempat.
Karena adat dan tradisi ini tidak tertulis dan hanya dilakukan secara turun temurun, sehingga ditakutkan hal itu akan tergerus oleh zaman. Selain itu, pendidikan tentang adat ini pun juga tidak masuk dalam pendidikan formal.
“Atas kondisi itu kita sampaikan ke tetua desa, bagaimana mempertahankan dan menguatkan adat tradisi yang ada secara turun temurun. Karena itu merupakan sumber daripada kehidupan kita,” ujarnya.
Kata Suastika, nantinya dalam pasraman yang digelar tidak hanya mempelajari tentang adat. Nantinya mereka yang ikut belajar di pasraman juga diberikan pengenalan kewirausahaan. Selain itu, dalam pasraman ini juga akan diberikan pembelajaran yang berkaitan dengan menjaga alam.
Peserta yang akan diikutkan diambil dari tingkat Sekolah Dasar (SD), SMP, pemuda-pemudi, hingga masyarakat dewasa. Dalam setiap kali pembelajarannya, maksimal akan diikuti oleh 25 orang. Kegiatan pasraman itu, akan digelar setiap hari Minggu atau hari libur lainya.
“Kegiatan pembelajaran juga nantinya tidak hanya di dalam ruangan saja. Bisa dilakukan dimana saja, misalkan di tempat rumah tua, mau dilapangan, yang penting materinya nantinya diterima,” kata dia.
Ditempat yang sama, Perbekel Desa Pedawa Putu Mardika mengatakan, dengan adanya sekolah adat ini diharapkan bisa memberikan pemahaman terkait adat kepada generasi muda. Mengingat dengan pengaruh zaman saat ini, banyak generasi yang tidak mengetahui tradisi adat dimana lokasi mereka tinggal.
Dengan adanya sekolah adat ini, juga diharapkan bisa menuangkan tradisi adat setempat ke sebuah buku. Sehingga buku tersebut, bisa dibaca oleh generasi muda. “Kita akan mediasi untuk pembangunan museumnya. Nanti anak-anak muda saat libur, bisa membaca buku disana, sehingga mereka nantinya bisa membaca dan mengetahui adat yang dimiliki,” katanya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Ni Made Puriati mengatakan, sekolah adat di Desa Pedawa ini merupakan satu-satunya yang dibentuk di Bali. Sekolah adat ini sama seperti sekolah formal pada umumnya. Di sekolah adat ini juga memiliki kurikulum, tempat dan waktu. Desa Pedawa dipilih menjadi salah satu pembentukan sekolah adat, karena desa ini merupakan salah satu desa anggota AMAN.
“Sekolah adat ini kita akan lakukan secara kontinu, seperti sekolah pada umumnya, ada kurikulumnya, ada tempat belajar dan waktu. Ini tidak hanya pasraman yang hanya setahun sekali,” kata dia.
Puriati menyebut, pembentukan sekolah adat ini juga sebagai bentuk perlindungan terhadap tradisi dan budaya Bali. Dimana saat ini budaya Bali disebut telah terdegradasi. Untuk di Bali, sebanyak 7 desa sudah masuk menjadi anggota aman. Lima diantaranya merupakan desa yang ada di Buleleng.
“Baru 7 desa yang masuk (AMAN). Desa Catur di Kabupaten Bangli, Desa Adat Les Penuktukan, dan Desa Adat Pacung, di Kecamatan Tejakula, Desa Adat Tigawasa, dan Pedawa, serta Desa Adat Dalem Tamblingan Kecamatan Banjar. Terakhir Desa Adat Tenganan Pegringsingan, di Kecamatan Karangasem,” ucapnya.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada