Singaraja, koranbuleleng.com| Desa Pengastulan, di Kecamatan Seririt, Buleleng, resmi ditetapkan sebagai desa yang memiliki Komunitas Siaga Bencana Tsunami (Tsunami Ready Community). Status itu diberikan oleh Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC), yang merupakan salah satu lembaga dibawah naungan United Nations Educational, Scientific dan Curtural Organization (UNESCO).
Adapun status Tsunami Ready Community itu, diterima Desa Pengastulan saat pertemuan 20 tahun Tsunami Aceh, di Banda Aceh, pada Senin, 11 November 2024 lalu. Dengan diterimanya status itu, Desa Pengastulan menjadi desa kedua di Provinsi Bali yang diakui memiliki komunitas siaga bencana tsunami setelah Desa Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Sekretaris Desa Pengastulan, Muhammad Ali mengatakan, desanya dikukuhkan menjadi desa yang memiliki komunitas siaga bencana tsunami setelah memenuhi 12 indikator yang ditetapkan UNESKO. Indikator itu, diantaranya pembentukan forum penanggulangan risiko bencana (FRB), pelatihan evakuasi, edukasi masyarakat, hingga pelaksanaan simulasi bencana secara rutin.
“Pencapaian ini tentunya membawa Desa Pengastulan meraih pengakuan internasional sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami,” ujarnya, Jumat, 15 November 2024.
Sebelum di tetapkan menjadi desa dengan komunitas siaga bencana tsunami, UNESCO IOC bersama BMKG lebih dulu melakukan verifikasi ke desa setempat pada 25-26 April 2024 lalu.
Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat desa mampu menjalankan langkah-langkah mitigasi serta memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang ditetapkan.
Ali menyebut, dengan ditetapkan desanya sebagai desa yang memiliki komunitas siaga bencana tsunami oleh lembaga internasional. Pihaknya berkomitmen akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya di generasi muda.
“Kami terus berkomitmen melakukan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana, bahkan sejak usia dini, agar mereka siap menghadapi gempa dan potensi tsunami,” kata dia.
Disisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, pemberian status Tsunami Ready Community kepada Desa Pengastulan, diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa lain. Selain itu, dengan pemberian tersebut dari lembaga internasional, juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk memahami pentingnya mitigasi bencana, khususnya yang berpotensi tsunami.
“Kami berharap keberhasilan ini menambah semangat masyarakat untuk lebih waspada terhadap gempa bumi yang berpotensi tsunami,” ujarnya.
Ariadi Pribadi menyebut, komunitas siaga bencana tsunami penting dimiliki oleh Desa Pengastulan. Dimana sejarah mencatat, Kecamatan Seririt pernah dilanda gempa hebat pada tahun 1976. Gempa berkekuatan 6,5 Magnitudo yang dikenal dengan Gempa Seririt itu menewaskan 573 orang. Korbannya tak hanya dari Buleleng, juga ada dari Kabupaten Tabanan.
“Desa Pengastulan memiliki sejarah pernah mengalami gempa dan tsunami pada tahun 1976. Kita harap langkah ini dapat semakin meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta meminimalkan risiko yang mungkin timbul,” ucapnya.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada