Singaraja,koranbuleleng.com| KPU Buleleng menggelar debat ketiga Pilkada 2024, Rabu, 20 November 2024 malam. Debat tersebut, merupakan debat terakhir untuk para paslon beradu visi misi dan gagasannya untuk membangun Buleleng mendatang.
Adapun debat tersebut, mengambil tema “Implementasi Otonomi Daerah di Buleleng”. Sejak debat dimulai, kedua paslon pun bergantian menyampaikan programnya untuk meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) Buleleng, utamanya dari sektor retribusi dan pajak.
Hal itu pun, menjadi perdebatan panas dimana pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Nyoman Sugawa Korry – Gede Suardana menargetkan PAD Buleleng bisa meningkat menjadi Rp1 Triliun jika mereka terpilih di Pilkada 2024.
Selain itu, pasangan tersebut juga mencanangkan akan memberikan insentif kepada para guru dengan Rp1-2 juta perbulan. Mereka juga menggagas program menaikan gaji kepala desa menjadi Rp10 juta.
Rancangan program itu pun, ditanggapi oleh paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, dr I Nyoman Sutjidra – Gede Supriatna. Menurut mereka, kenaikan PAD hingga 1 Triliun dan pemberian insentif guru Rp1-2 juta perbulan serta menaikan gaji perbekel hingga Rp10 juta kurang realistis.
Sutjidra mengaku, terkejut terkait kenaikan PAD yang dicanangkan hingga Rp1 Triliun tersebut. Pihaknya menyebut, tak mengetahui perhitungan kenaikan PAD itu didapat dari mana. Pasalnya pada tahun 2025, Bupati dan Wakil Bupati Buleleng terpilih akan dilantik dan mulai bekerja.
“Angka itu kurang tahu perhitungan dari mana. Masak menunggu bandara yang belum tentu bisa dibangun 5 tahun untuk menambah PAD kita harus realistis bahwa kita tahun depan ini sudah harus bekerja. Untuk masyarakat bagaimana kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan kesejahteraan,” ujarnya didampingi Supriatna, usai debat.
Sementa, Calon Wakil Bupati Gede Supriatna mengungka, angka dijanjikan untuk insentif guru sebesar Rp1-2 juta per bulan tersebut, menurutnya tidak realistis. Hal ini lantaran, jumlah guru yang ada di Buleleng disebut mencapai 6.000 orang lebih. Sehingga pertahunnya, pemerintah bisa mengeluarkan Rp155 miliar untuk insentif pertahun. Apalagi, saat ini Buleleng disebut tengah melakukan perekrutan besar-besaran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Bukan kami tidak peduli, tapi kami ingin mengajak calon-calon pemimpin Buleleng memahami kondisi APBD di Buleleng, dengan berpikir realistis dan juga janji-janji yang realistis bagi masyarakat,” kata dia.
Supriatna menyebut, pemberian insentif kepada guru ini, disebut telah dilakukan oleh Pemkab Buleleng hingga tahun 2022. Dimana dalam pemberian insentif itu, para guru menerima Rp750 ribu pertahun yang diterima setiap 3 bulan sekali. Pihaknya pun menjanjikan, akan menerapkan pemberian insentif itu kembali jika terpilih di Pilkada 2024. Ia menjanjikan akan menambah pemberian insentif itu hingga Rp3 juta pertahun.
“Sekali lagi bukan kami tidak peduli, kami akan kembalikan lagi insentif yang diberikan Pemkab Buleleng sampai tahun 2022 itu pada guru. Bahkan kami akan tingkatkan, misalnya per 3 bulan 500 ribu. Sehingga sampai 1 juta mungkin,” kata dia.
Selain itu, Kata Supriatna, peningkatan gaji perbekel mungkin saja bisa dilakukan. Namun, dengan jumlah 129 desa di Buleleng, peningkatan gaji itu harus di pertimbangkan kembali. “Kembali lagi, Buleleng ini berbeda dengan kabupaten lain misalnya dari jumlah desa di Buleleng 129 desa, sedangkan Karangasem, Jembrana paling 50-60 desa. Mungkin saja dilakukan hal itu (peningkatan gaji), tapi kita di Buleleng ini ada 128 desa, ini harus pertimbangkan,” ucapnya.
Disisi lain, Calon Bupati Buleleng Nyoman Sugawa Korry mengungkapkan keyakinan untuk meningkatkan PAD Buleleng hingga Rp1 Triliun. Ia mengaku, optimis hal itu bisa tercapai dengan program Trisula Investasi yang dibuatnya. Selain itu, dengan penerimaan retribusi dan pajak secara online disebut akan mampu meningkatkan penerimaan PAD.
“Tidak (terlalu tinggi). Bisa dioptimalkan target 2025 atau 2026 itu kita tingkatkan melalui sistem online. Iya (Dengan online mampu) disamping peningkatan investasi,” kata dia.
Sugawa Korry menyebut, dengan banyaknya guru yang ada di Buleleng, tidak menjadi masalah. Menurutnya dengan PAD Buleleng saat ini Rp575 Miliar, mampu melakukan hal itu. “Dia selalu pesimis (paslon 2), kalau ada dua kubu, dia kubu pesimis saya optimis. Kalau saya optimis, karena kabupaten lain PAD lebih kecil bisa, kenapa kita tidak, Klungkung bisa, Karangasem, Bangli bisa, kenapa kita tidak. Kan masalah komitmen. Perbulan (insentif guru) minimal 1 juta,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana mengatakan, selama tiga kali debat yang dilaksanakan KPU Buleleng, semua berjalan lancar. Nantinya, pelaksanaan kampanye akan selesai pada Sabtu, 23 November 2024. Pada akhir masa kampanye itu, KPU bersama Forkopimda Buleleng, serta kedua pasangan calon akan melakukan persembahyangan di Pura Jagatnata.
Dudhi menyebut, pada pelaksanaan debat ketiga ini pelaksanaannya lebih rapi. Dalam debat inipun, pihaknya mengundang kepala sekolah, serta ketu-ketua osis yang ada di sekolah di Buleleng. Hal ini mengingat, tema dan subtema ini juga berkaitan dengan generasi muda.
“Debat ketiga merasakan lebih nyaman dan tertib dari debat sebelumnya. Khusus undangan kepala sekolah dan osis, pertanyaan yang relate (kepada siswa) saya rasa ada, sub tema membentuk generasi humanis anti kekerasan subtema itu masuk untuk teman-teman dari sekolah,” kata dia.
Selain itu, kata Dudhi, untuk menggugah partisipasi pemilih khususnya di kalangan generasi Z. Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dengan menyasar sekolah-sekolah. Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan sosialisasi melalui media sosial.
“Kenapa kami mengundang siswa dan guru, ini sebagai media pendidikan politik kepada generasi muda. Sejak awal ingin libatkan untuk ikut sosialisasikan pentingnya pilih pemimpin 5 tahun kedepan,” ucapnya.
Pewarta: Kadek Yoga Sariada
