Singaraja, koranbuleleng.com | Polres Buleleng tengah mempersiapkan rekonstruksi kasus penganiayaan maut yang menewaskan Pande Gede Putra Palguna. Tiga perempuan yang menjadi tersangka dalam kasus ini akan menjalani reka ulang adegan guna memperjelas peran masing-masing dalam aksi keji tersebut.
Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, menegaskan bahwa rekonstruksi pasti akan dilakukan karena merupakan bagian dari proses penyidikan. Dengan reka ulang ini, kepolisian dapat mengungkap lebih dalam bagaimana peran tiap tersangka dan tindakan mereka terhadap korban.

“Rekonstruksi ini untuk membuat terang apa saja peran-peran dari tersangka. Termasuk perbuatan serius, maupun tindakan-tindakan yang dilakukan tersangka kepada korban,” ujarnya, Minggu, 16 Februari 2025.
Namun, Widwan menyebutkan bahwa tanggal pelaksanaan rekonstruksi belum ditentukan. Saat ini, kepolisian masih melakukan berbagai persiapan, termasuk pengamanan lokasi kejadian. Jika tidak ada kendala, rekonstruksi kemungkinan akan digelar di tempat kejadian sebenarnya.
Dalam kasus ini, korban dianiaya di sebuah kos di wilayah Denpasar sebelum akhirnya dibuang di kawasan hutan lindung Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Jenazah Pande ditemukan di lokasi tersebut setelah dibuang oleh dua tersangka, Oki dan Intan.
“Kami juga koordinasi terus dengan Polda maupun Polresta Denpasar mengenai rencana kegiatan rekonstruksi yang akan kita rencanakan. Hari Senin ini kita rapatkan mengenai rencana rekonstruksi itu,” kata Widwan.

Sementara itu, penyidik masih melengkapi berkas perkara dan berencana memeriksa salah satu anggota keluarga korban. “Korban ini aktif komunikasi dengan anaknya. Jadi anaknya akan kami periksa,” tambahnya.
Adapun tiga tersangka dalam kasus ini adalah Ida Ayu Oka Suryani Mantara alias Oki (38), Intan Oktavia Puspitarini alias Intan (38), dan I Gusti Ayu Leni Yuliastari (57). Ketiganya saat ini ditahan di lokasi berbeda, yakni di Polsek Seririt, Polsek Kota Singaraja, dan Polsek Sawan.
Widwan menjelaskan bahwa pemisahan tempat penahanan bukan untuk menghindari kemungkinan tersangka bersekongkol memberikan keterangan palsu, tetapi lebih karena alasan keamanan.
“Ini demi keamanan. Karena di Polres itu sudah penuh tahanan laki-laki semua. Sehingga kami titipkan di tempat yang lebih kondusif, yakni di Polsek. Karena kan kita harus pisahkan tahanan perempuan dan laki-laki,” ujarnya. (*)
Pewarta : Kadek Yoga Sariada