Singaraja, koranbuleleng.com | Ratusan keluarga di Banjar Dinas Suci, Desa Tejakula, Buleleng, mengalami krisis air bersih setelah pipa induk di desa tersebut rusak akibat longsor dan banjir. Kondisi ini telah berlangsung sejak awal Februari 2025, memaksa warga bertahan dengan pasokan air terbatas.
Sebagai respons darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mulai menyuplai air bersih ke warga sejak Jumat, 14 Februari 2025. Hingga kini, lebih dari 20 ribu liter air telah disalurkan ke masyarakat, sementara pihak desa masih berupaya memperbaiki pipa induk yang rusak.

Perbekel Desa Tejakula, Gede Diarsa, mengungkapkan bahwa krisis ini terjadi setelah bencana pada 5 Februari 2025 menghanyutkan 50 pipa induk dan merusak bak reservoir. Akibatnya, sekitar 300 kepala keluarga di Banjar Dinas Suci mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
“Perbaikan sudah dilakukan cuma belum selesai. Kira-kira perbaikan selesai selama seminggu kedepan. Untuk anggaran perbaikan mencapai Rp50 juta,” ujar Diarsa, Senin, 17 Februari 2025.
Selama krisis berlangsung, warga mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, belakangan hujan tidak turun, sehingga desa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Buleleng.
“Ya kita baru mengajukan. Karena sebelum – sebelumnya kondisi air masih mencukupi karena masih ada hujan. Namun kini hujan sudah reda dan kawasan kami kembali kekeringan,” kata Diarsa.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menegaskan bahwa setelah menerima laporan, pihaknya segera mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menyuplai air bersih. Setiap harinya, BPBD Buleleng mendistribusikan 10.000 liter air guna memenuhi kebutuhan warga terdampak.
“Ya kita menerima informasi dari warga. Jika memang terjadi krisis air karena pipanya rusak. Tim TRC sudah meluncur ke lokasi sejak dua hari lalu,” ujar Ariadi.
Sementara itu, proses perbaikan pipa induk masih terus berlangsung. Pemerintah desa berharap dalam waktu seminggu ke depan, suplai air bersih dapat kembali normal sehingga masyarakat tidak lagi bergantung pada bantuan distribusi air darurat. (*)