Singaraja, koranbuleleng.com | Perumda Pasar Argha Nayottama melakukan penataan lapak pedagang canang di Pasar Seririt, Kelurahan Seririt, Buleleng. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kenyamanan pedagang serta memperlancar arus lalu lintas yang selama ini terganggu akibat lapak yang berdiri di atas trotoar.
Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, Putu Suardhana, mengungkapkan bahwa penataan ini merupakan respons terhadap usulan dari para pedagang. Selama ini, lapak yang berada di sisi selatan pasar sering menyebabkan kemacetan karena tidak tersedia lahan parkir yang memadai untuk kendaraan pembeli. “Ini usulan dari pedagang juga, mereka meminta tempat lebih nyaman. Karena selama ini mereka jualan di atas trotoar,” ujar Suardhana, Minggu, 16 Maret 2025.
Tata Kota Lebih Estetis, Pasar Seririt Lebih Tertata
Penataan dilakukan dengan memundurkan lapak pedagang sehingga area trotoar bisa kembali difungsikan sebagaimana mestinya. Selain meningkatkan estetika kota, langkah ini juga memberikan rasa aman bagi pedagang dan pembeli. Kini, para pedagang canang dan bunga khas Pasar Seririt dapat berjualan di tempat yang lebih layak tanpa harus khawatir menghambat lalu lintas.
“Kalau Pasar Seririt ini dikenal dengan canang dan bunganya yang harum dan segar. Ketika orang ngomong bunga Seririt, kesannya sudah beda dibandingkan bunga upacara dari pasar lain,” kata Suardhana.
Anggaran Rp 80 Juta untuk Fasilitas Baru
Sebagai bagian dari program besar penataan pasar tradisional di Buleleng, Perumda Pasar telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 70-80 juta untuk pembenahan area jualan pedagang canang. Proses pengerjaan ditargetkan rampung dalam satu bulan ke depan.
“Harapannya setelah tempat baru selesai, pedagang canang dan bunga merasa lebih nyaman berjualan, arus lalu lintas juga tidak terganggu,” tambahnya.
Penataan ini tidak hanya berdampak positif bagi pedagang, tetapi juga menciptakan wajah pasar yang lebih tertata dan nyaman bagi masyarakat. Dengan konsep pasar yang lebih rapi dan bersih, diharapkan daya tarik Pasar Seririt semakin meningkat, terutama sebagai pusat kebutuhan sarana upacara bagi masyarakat Bali. (*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada
