Rekam Jejak Media Sosial Jadi Salah Satu Penentu Seleksi Paskibraka Buleleng 2025

Singaraja, koranbuleleng.com | Seleksi calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Buleleng 2025 semakin ketat. Tahun ini, rekam jejak media sosial menjadi salah satu unsur penting dalam penilaian kepribadian peserta. Sebanyak 134 peserta, terdiri dari 94 putra dan 40 putri dari SMA, SMK, dan Madrasah di Buleleng, berkompetisi di hadapan juri dari berbagai unsur SKPD terkait. Selain wawancara, minat, dan bakat, seleksi juga mencermati rekam jejak digital para calon paskibraka.

“Kita lakukan seleksi rekam jejak media sosial karena jejak digital mempengaruhi masa depan seseorang. Di sana tercermin sikap, perilaku, dan attitude seseorang, baik atau tidak. Terlebih mereka akan menjadi Paskibraka, tentu rasa nasionalisme, nilai Pancasila, dan nilai kebangsaan sangat dijunjung tinggi,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Nilai Kebangsaan, Ketut Suseni Indrawati, seizin Kaban Kesbangpol Kabupaten Buleleng, Jumat 20 Maret 2025 .

- Advertisement -

Menurut Kabid Suseni, media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi muda. Oleh karena itu, jejak digital calon Paskibraka dinilai untuk memastikan moral, etika, serta menghindari ujaran kebencian dan penyebaran hoaks. “Pasti mereka punya media sosial, dan unsur penilaian rekam jejak digital ini juga penting untuk memastikan sikap dan karakter mereka. Ini memberi contoh baik dalam berperilaku, baik di dunia nyata maupun dalam interaksi sosial. Selain itu, rekam jejak ini juga tertuang dalam Peraturan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) No. 3 Tahun 2022,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi peran Dinas Kominfosanti serta unsur OPD lainnya, TNI, dan kepolisian yang telah membantu dalam proses seleksi. “Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Mulai dari tahap awal hingga seleksi akhir ini bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu calon Paskibraka, Made Nadia Ayu Putri dari SMK Bali Mandara, menilai bahwa media sosial harus digunakan secara bijak karena bisa mencerminkan karakter seseorang. “Kita nantinya sebagai contoh. Jika ada unggahan kontroversial, tentu akan mencoreng citra Paskibraka secara keseluruhan,” ujarnya.

Ia berharap bisa lolos sebagai Paskibraka di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional untuk mengharumkan nama daerah, sekolah, pembina, dan orang tuanya.

- Advertisement -

Seleksi tahap akhir akan menentukan 70 peserta terbaik, terdiri dari 35 pasang putra dan putri. Selain itu, 10 peserta terbaik akan dikirim ke seleksi tingkat provinsi maupun nasional. Jika banyak yang lolos ke tingkat lebih tinggi, peluang peserta lain untuk menjadi Paskibraka Kabupaten Buleleng juga semakin besar. (*)

Pewarta : Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts