Singaraja, koranbuleleng.com | Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, khususnya di Buleleng, umat Hindu melaksanakan serangkaian upacara keagamaan. Salah satunya adalah upacara Melasti yang bertujuan untuk menyucikan diri sebelum memasuki Catur Brata Penyepian.
Upacara Melasti menjadi wujud kebersamaan dan ketulusan umat Hindu dalam menjaga kesucian lahir dan batin. Ritual ini juga diikuti oleh ribuan umat yang berjalan kaki dari lokasi upacara menuju pantai setempat, membawa berbagai sarana upacara suci.
Pada Nyepi Tahun Caka 1947, Pura Agung Jagatnatha Buleleng menggelar upacara Melasti yang berlangsung khidmat. Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, turut hadir dalam ritual sakral ini. Keduanya didampingi oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng, tokoh masyarakat, serta pengempon Pura Agung Jagatnatha Buleleng pada Selasa (25/3).
Rangkaian prosesi dimulai dari mendak Ida Bhatara di Catus Pata, tepatnya di depan Pura Agung Jagatnatha. Setelah itu, dilaksanakan mekalayas di jeroan pura sebelum mengarak sesuhunan menuju Segara Buleleng.
Sesampainya di Pura Segara, ritual dilanjutkan dengan prosesi mengusung Ida Bhatara turun ke laut untuk menyentuh air suci dalam ritual “Mekekobok.” Tradisi ini melambangkan penyucian segala kekotoran lahir dan batin. Setelah itu, rangkaian upacara pecaruan serta persembahyangan bersama dilakukan sebelum rombongan kembali ke Pura Agung Jagatnatha untuk melaksanakan mesineb di tempat pesucian.
Adapun rute yang dilalui dalam upacara Melasti ini dimulai dari Pura Agung Jagatnatha Buleleng di Jalan Pramuka, kemudian melewati Jalan Ponegoro, Jalan Erlangga, hingga tiba di eks Pelabuhan Buleleng. Ribuan umat Hindu dengan penuh khidmat mengikuti prosesi ini sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi leluhur dan persiapan spiritual menyambut Hari Raya Nyepi. (*)
Pewarta : I Putu Nova Anita Putra
