Penampilan Dua Sekaa Gong Kebyar Anak-Anak Pukau Penonton Malam Apresiasi

Singaraja, koranbuleleng.com| Malam kedua Apresiasi Seni (Aspen) dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-421 Kota Singaraja disambut gegap gempita di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno, Minggu, 6 April 2025. Dua sekaa Gong Kebyar Anak tampil memukau, membawa masyarakat Buleleng pada suasana yang penuh pesona budaya dan semangat pelestarian seni tradisional Bali.

Dua kelompok seni yang tampil, yakni Sanggar Seni Santhi Budaya dari Kota Singaraja dan Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti dari Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, menunjukkan komposisi tabuh dan tarian terbaik mereka dalam format yang penuh energi dan warna. Setiap kelompok diberikan dua kuota untuk menampilkan karya unggulan, baik dalam bentuk tabuh kreasi maupun tari tradisional.

- Advertisement -

Ketua Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti, Kadek Angga Wahyu Pradana, mengungkapkan bahwa pihaknya menampilkan dua materi utama dalam pertunjukan kali ini. “Kedua materi tersebut adalah Tabuh Kreasi yang berjudul Tabuh Kreasi Samirata dan tarian tradisional Nelayan yang berasal dari Buleleng,” jelasnya.

Pemilihan Tarian Nelayan menurutnya memiliki alasan kuat. Tari tersebut dinilai mencerminkan identitas budaya lokal Buleleng yang patut dipertahankan dan dikenalkan kepada generasi muda maupun masyarakat luas.

“Saat rapat kemarin, kami sepakat bahwa harus ada materi yang menonjolkan ciri khas Buleleng,” ujarnya.

Kadek Angga juga menekankan pentingnya peran kesenian sebagai sarana pendidikan karakter bagi generasi muda. “Harapan kami, melalui kesenian ini, pertama, bisa menggali kembali potensi SDM yang sudah dimiliki. Kedua, mendorong generasi muda untuk tidak melupakan kesenian-kesenian warisan leluhur,” jelasnya.

- Advertisement -

Terkait dukungan pemerintah, ia menyebut apresiasi terhadap seniman tradisional kini mulai berkembang positif. “Pemerintah sudah memberi ruang dan kesempatan bagi seniman untuk tampil, mengisi event, dan menunjukkan eksistensi seni tradisi,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Sanggar Seni Santhi Budaya, Gusti Eka Prasetya, menyoroti kebutuhan masyarakat Buleleng akan pertunjukan seni yang berkualitas, terutama yang berakar dari tradisi seperti Gong Kebyar.

“Pertunjukan Gong Kebyar, khususnya Gong Kebyar Anak-anak, harus lebih sering digelar karena merupakan identitas Buleleng. Buleleng adalah cikal bakal lahirnya Gong Kebyar, jadi sudah sepantasnya daerah ini terus menjadi pusat pengembangan dan pelestariannya,” ujar Gusti Eka.

Ia juga mendorong adanya program-program berkelanjutan dari pemerintah dan stakeholder budaya untuk mempromosikan serta mempertahankan eksistensi Gong Kebyar sebagai warisan khas Bali yang lahir di Buleleng.

Tidak kalah menggoda, aksi Joged Bumbung dari Komunitas Seni Suna Cekuh dan Sanggar Seni Karya Remaja turut mencuri perhatian. Gerakan para penari yang enerjik dan iringan musik joged yang menghentak membuat penonton larut dalam suasana, bahkan tak sedikit yang ikut menari dan berinteraksi langsung di tengah pertunjukan.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts