Singaraja,koranbuleleng.com| Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan Buleleng, tahun ini melakukan menginventarisir lontar milik masyarakat. Selain mencatat, petugas juga membantu pembersihan dan mengedukasi pemilik bagaimana menyimpan lontar dengan baik.
Kepala UPTD Gedong Kirtya Buleleng Dewa Ayu Susilawati mengatakan, titik inventarisasi dan konservasi lontar milik masyarakat ini disesuaikan dengan permohonan masyarakat dan juga persetujuan pemilik. Dimana kegiatan digelar selama 12 hari, dari Senin, 28 April 2025 hingga Jumat, 9 Mei 2025 mendatang.

Selain mendata, tim yang turun ke lapangan juga akan membantu masyarakat dalam melakukan pembersihan, pemeliharaan termasuk edukasi cara penyimpanan yang baik dan benar kepada masing-masing pemilik lontar. “Kegiatan ini semata ingin membantu masyarakat dalam merawat dan menyimpan lontarnya dengan baik dan benar. Karena hingga saat ini, banyak lontar masyarakat yang rusak karena tidak tahu cara membersihkan dan menyimpan. Melalui kegiatan ini kita juga edukasi,” ujarnya, Rabu, 30 April 2025.
Lokasi pertama yang didatangi dalam kegiatan pendataan dan konservasi lontar ini yakni Banjar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Di lokasi itu, ada sebanyak 19 lontra milik Jro Mangku Desa Bale Agung yang didata dan dirawat tim lontar Gedong Kirtya.
Belasan lontar itu diantaranya lontar Usada, Wariga, Kekawin Brata Yuda, Kalapasan, Ajiblias, Brataning Puja Pitra, Penawar, Sundari Gama, Kali Mosada, Pangempu Naga Banda Ring Sarira, Pengalihan Purnama Tilem, Kumuda Kresna, dan Pasewakan. Sebanyak 13 lotar masih terawat dengan baik, dan 6 cakep lontar rusak berat.
Kemudian di hari kedua, tim lontar Gedong Kirtya melanjutkan pendataan ke ke Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Selasa, 29 April 2025 kemarin. Setelah di lokasi tersebut, tim akan melanjutkan ke lokasi yang telah ditentukan. Dimana tim lontar akan melakukan pendataan di 8 titik di 6 kecamatan di Kabupaten Buleleng.

Susilawati menyebut, jika dalam pendataan ini ditemukan ada lontar yang belum ada dalam ribuan koleksi lontar Gedong Kirtya. Pihaknya akan meminta izin kepada pemilik untuk bisa dipublikasi. Nantinya lontar tersebut, akan menjadi koleksi baru yang bisa diakses seluruh pengunjung.
“Kalaupun ada dan pemiliknya mengizinkan untuk duplikasi, itu akan menjadi koleksi baru. Intinya dari masyarakat, untuk masyarakat juga. Semakin banyak koleksi, semakin banyak referensi yang bisa diakses pengunjung,” kata dia.(*) Pewarta: Kadek Yoga Sariada