Ajang Teruna Teruni Dharma Acarya 2025 Jadi Magnet Anak Muda Pecinta Budaya

Singaraja, koranbuleleng.com |Suasana Open Stage Institut Negeri Agama Hindu Singaraja dipenuhi kemeriahan cahaya dan alunan musik tradisional saat Grand Final Pemilihan Teruna Teruni Dharma Acarya 2025 digelar. Mengusung tema Padma Vidya Adiguna, ajang ini kembali menegaskan komitmen Jurusan Dharma Acarya dalam membentuk generasi intelektual yang berbudaya dan berkarakter.

Dari puluhan pendaftar, 10 finalis terbaik (5 pasang) berhasil lolos setelah melewati seleksi administrasi, wawancara, dan berbagai tahap pra-final seperti pembekalan personal branding, public speaking, photoshoot, penampilan bakat, press conference, hingga beauty class. Semua tahapan dirancang untuk menginternalisasi makna Padma Vidya Adiguna sebagai cerminan kebijaksanaan dalam tutur dan perilaku.

- Advertisement -

Dewan juri yang terdiri dari dosen serta perwakilan Jegeg Bagus Buleleng menilai finalis dari berbagai aspek, termasuk wawasan, integritas, kemampuan komunikasi, serta kemampuan mewakili nilai-nilai luhur.

Grand Final dibuka dengan Opening Dance yang menampilkan tradisi megebeg-gebegan oleh seluruh finalis. Dilanjutkan dengan segmen kreatif Bebanyolan, para finalis menyampaikan sketsa edukatif berbalut humor, memperkenalkan Jurusan Dharma Acarya secara unik dan menarik. Puncaknya adalah sesi Q&A lima besar dan tiga besar yang menguji ketajaman argumen dan pemahaman mereka tentang budaya, pendidikan, dan peran pemuda.

Wakil Ketua HMJ Dharma Acarya, Amel, menyebut ajang ini sebagai ruang pembelajaran luar biasa. “Tema ‘Padma Vidya Adiguna’ kami pilih agar peserta tak hanya tampil menarik, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dalam tindakan. Kami melihat kreativitas dan tanggung jawab yang tumbuh dari proses ini,” jelasnya.

Setelah melalui penilaian ketat, Teruna Widhi dari Prodi PSBKH dan Teruni Suta dari PGSD berhasil meraih gelar juara.

- Advertisement -

Suta menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan. “Ini bukan akhir, tapi awal langkah saya untuk menjadi representasi positif bagi kampus dan jurusan. Saya akan mendorong teman-teman untuk terus aktif berkarya,” ucapnya.

Widhi, yang juga merasa terkejut atas kemenangannya, mengungkapkan tekad untuk membawa nilai-nilai dharma ke masyarakat. Ia berencana menyelenggarakan program pengabdian, edukasi budaya di sekolah-sekolah, hingga pelatihan tridharma yang relevan dan berdampak. “Kami ingin menjadikan Padma Vidya Adiguna sebagai aksi nyata, bukan hanya slogan,” ujar Widhi.

Sementara itu, pemenang tahun sebelumnya, Aan dan Sensa, turut hadir memberi motivasi. “Kami bangga melihat semangat adik-adik finalis 2025. Ini bukan sekadar tentang juara, tapi tentang peran pemuda sebagai agen budaya di ruang publik,” ujar Aan. Sensa menambahkan, “Tradisi dan budaya harus terus diwujudkan lewat tindakan konkret.”

Ajang ini menjadi representasi regenerasi kepemimpinan mahasiswa. Menurut panel juri, finalis tahun ini, termasuk Widhi dan Suta, menunjukkan kepekaan sosial, kemampuan problem-solving, serta kecakapan komunikasi yang menginspirasi.

Acara ditutup dengan penyerahan selempang dan piala serta sesi foto bersama para finalis, juri, dosen, dan jajaran dekanat. “Semoga semangat Padma Vidya Adiguna terus mekar, bukan hanya malam ini, tetapi sepanjang perjalanan para duta ke depan,” tutup Amel.

Dengan terpilihnya Widhi dan Suta, Jurusan Dharma Acarya kembali memiliki duta mahasiswa yang siap menginspirasi, membawa misi kebudayaan, dan memperkuat jati diri melalui aksi nyata. (*)

Kontributor : Putu Swadinda Cistaswari

Catatan : Berita ini ditayangkan untuk melengkapi tugas mata kuliah di STAH Negeri Mpu Kuturan, Singaraja. Tulisan ini telah melalui seleksi dan tahapan editing agar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Kami terbuka menerima tulisan hasil reportase dari mahasiswa dan harus mengikuti ketentuan/kebijakan redaksi kami.

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts