Denpasar, koranbuleleng.com | Sebuah film dokumenter yang menceritakan kisah manusia yang membentuk kelompok band dibalik penjara dari Lapas Klas II A Kerobokan diputar untuk umum di Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar, Rabu 5 Januari 2022.
Film yang berjudul Antrabez (Anak Terali Besi) ini disutradarai oleh Erict EST. Perjalanan group band Antrabez dari tahun 2016 -2021 yang terus berkarya lewat lagu lagu dan mampu membuat sejumlah video klip. Antrabez terus berkarya meskipun mereka berada di dalam lapas menjalani masa tahanan.
Film ini diproduksi oleh Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali menyuguhkan makna bahwa upaya pembinaan kepada para narapidana di dalam lapas tidak menyeramkan dan tidak mencekam seperti pandangan masyarakat pada umumnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati juga yang membuka Pemutaran Film dan Pameran Seni Warga Binaan Pemasyarakatan Antrabez di Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar.
Dia menyampaikan pemutaran film dan pameran seni ini merupakan salah satu ajang sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai proses pembinaan yang berlangsung pada lembaga pemasyarakatan khususnya kelas IIA Kerobokan.
Dalam film ini, kata Cok Ace, sebagai media untuk menangkal persepsi negatif terhadap keberadaan lapas. “Lapas merupakan jembatan yang akan mengantarkan saudara-saudara kita para narapidana untuk dapat kembali diterima disisi masyarakat serta mampu memberikan kontribusi positif sesuai dengan potensinya masing-masing, yang digali selama proses pembinaan, ” imbuhnya.
Filmdan pameran ini dipercayai sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya memuliakan manusia Bali untuk menjadi pribadi yang berlandaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, sehingga mampu berperan aktif dalam pembangunan. “Proses yang dilakukan oleh Lapas kelas IIA Kerobokan dalam membangkitkan kreatifitas di bidang seni dan budaya, merupakan wujud nyata kontribusi lembaga dalam upaya pemajuan dan penguatan Kebudayaan Bali.” terang Ace.
Masyarakat Bali diminta memberikan ruang-ruang apresiasi kepada Narapidana maupun mantan Narapidana. Mereka telah menjadi manusia yang kreatif didalam tembok lapas dan jeruji. Kondisi itu bukan halangan bagi warga binaan untuk terus berkreativitas.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Bali, Suprapto menyampaikan bahwa pembinaan di dalam Lapas adalah upaya untuk memanusiakan manusia, dalam hal ini warga binaan. Salah satunya adalah dengan menggali kemampuan, bakat, dan minat para Warga Binaan dengan melibatkan masyarakat melalui program asimilasi.
Asimilasi merupakan proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan membaurkan narapidana dan anak didik pemasyarakatan dalam kehidupan masyarakat. Program asimilasi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu asimilasi ke dalam dan asimilasi keluar, asimilasi ke dalam yaitu pembinaan dengan mengundang pihak dari luar ke dalam Lapas. Awalnya, Antrabez mengikuti program asimilasi ke dalam, lalu setelah memenuhi syarat dilakukan asimilasi keluar agar masyarakat mengetahui secara langsung program pembinaan yang dilakukan oleh Lapas, untuk menghilangkan stigma negatif masyarakat bahwa di dalam Lapas banyak Warga Binaan yang memiliki bakat.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk mengatakan bahwa Antrabez Lapas Kerobokan dapat dijadikan contoh di Lapas lainnya di seluruh Indonesia karena telah membuktikan dapat menciptakan karya yang hebat walaupun dibatasi oleh Jeruji Besi dan Tembok yang besar di Lapas. Kakanwil Kemenkumham Bali sangat mengapresiasi dan mendukung atas pemutaran Film Dokumeter Lapas Kerobokan sehingga melalui Film tersebut dapat menciptakan stigma positif terhadap Kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) selama menjalani hukuman di dalam Lapas/Rutan
Untuk diketahui pemutaan film dokumenter ANTRABEZ diselenggarakan selama 5 hari mulai 5 Januari 2022 mulai Pukul 14.00 WITA secara Gratis di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar.|R/NP|