Singaraja, koranbuleleng.com ꟾ Bencana banjir bandang kembali melanda desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sabtu 11 Februari 2023.
Banjir dengan membawa lumpur dan kayu gelondongan berukuran besar ini merusak beberapa area di Pura Taman Tirta Sudamala yang terletak di dusun melanting desa Banyupoh kecamatan Gerokgak. Di aliran sungai, kayu kayu besar tersebut juga masih terlihat melintang.
Tiga pelinggih di Pura tersebut yakni pelinggih Ratu Gede, pelinggih pengayatan Ratu Dalem Ped dan tempat meletakkan banten rusak. Tidak hanya pelinggih yang rusak 3 dari 11 sumber mata air yang di wilayah pura ini juga tertutup lumpur.
Selain merusak pura, puluhan rumah warga juga tergenang lumpur. Bahkan salah satu dapur warga ikut hanyut diterjang banjir.
Pemangku Pura Tirta Taman Sudamala, Jero Mangku Alit Sugiri mengatakan, sebelum musibah itu terjadi, anak keduanya bernama Dayu Kadek Manik Sari sempat bermimpi.
Mimpinya, seluruh pengayah yang ada di Pura tersebut terendam di lautan dan harus dipendam menggunakan gong.
Setelah anaknya cerita tentang mimpi itu, ia langsung sembahyang dan bermeditasi di merajan, memohon keselamatan. Namun saat sore hari, ternyata langsung ada kejadian banjir bandang.
“Saya masih bingung belum tau harus berbuat apa setelah kejadian ini. Masih menunggu keputusan pengempon,” katanya ditemui, minggu 12 Februari 2023
Banjir bandang setinggi pinggang orang dewasa itu juga menyebabkan dapur berukuran 3×4 milik Ketut Nita amblas. Ia mengakui banjir datang secara tiba-tiba. Padahal saat itu cuaca sedang cerah dan tidak ada hujan.
Sungai yang ada di sebelah rumahnya tiba-tiba naik, membawa material kayu hingga menghancurkan bagian dapurnya.
“Banyak kayu-kayu besar. Saya sampai ketakutan, karena airnya deras sekali. Pas kejadian tidak ada hujan. Pas banjirnya datang baru hujan turun,” ungkap Ketut Nita.
Ia pun berharap kepada pemerintah kabupaten Buleleng membangun senderan di sempadan sungai dan tanggul di daerah aliran sungai. Hal ini guna mengantisipasi bencana lanjutan akibat derasnya air di pegunungan.
Sementara Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana mengatakan, banjir bandang terjadi sekitar pukul 18.00 wita. Ada dua dusun yang mengalami kerusakan yakni dusun melanting dan dusun kerta kawat.
Setidaknya ada 60 kepala keluarga yang terdampak bencana ini. Kerusakan terberat dialami Ketut Nita yang dapurnya terseret banjir.
Sementara puluhan rumah warga lainnya, hanya terendam lumpur. Selain itu, ada beberapa sumur warga yang juga tidak berfungsi karena pipanya hanyut.
“Tidak ada warga yang mengungsi. Mereka memutuskan untuk tetap berada di rumah, mereka membersihkan lumpur dan kayu yang terbawa oleh banjir,” katanya.
Sementara, Personil Tanggap Reaksi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng turun ke lokasi bencana. Terlihat personil BPBD berusaha keras menggeser kayu-kayu gelondongan dari aliran sungai supaya tidak terbawa ke hilir sungai.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Bulelenh, Putu Ariadi menyatakan pemerintah sudah melakukan penanganan awal dampak dari banjir bandang tersebut. “Kerugian masih kita hitung, karena disitu juga ada sejumlah pelinggih yang rusak,” kata Ariadi. |ET|