Singaraja, koranbuleleleng.com | Pejabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mendorong pengolahan sampah anorganik di Buleleng dengan memberdayakan sumber daya manusia bukan hanya menggunakan mesin pengolah sampah. Pola ini akan mengajarkan masyarakat bisa memilah sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik yang dikumpulkan masyarakat ke Bank Sampah Induk akan dicatat dan menjadi tabungan mereka.
“Berarti ini menjadi percontohan. Ini upaya menyadarkan masyarakat untuk dari dirinya sendiri dulu melakukan pemisahan sampah,”ungkapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gede Melandrat menyampaikan, sistem penanganan sampah melalui bank sampah induk ini memang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat.
Inovasi pengolahan sampah anorganik ini tentu berdampak positif terhadap kondisi perekonomian masyarakat karena sampah anorganik khususnya plastik dapat dijual. DLH Buleleng bekerjasama dengan PT Pegadaian sehingga masyarakat dapat mengumpulkan sampah plastik untuk membuat tabungan emas.
“Karena pemberdayaan masyarakat pengumpulan sampahnya lebih banyak ke edukasi,” katanya.
Nantinya, sistem mengolah sampah ini kemudian diikutkan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Republik Indonesia.
Saat ini inovasi yang dijuluki “Bulan Melah” (Buleleng Kelola Sampah Anorganik Melalui Bank Sampah) masuk dalam tahapan Presentasi dan Wawancara Finalis TOP KIPP. (*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro
Editor :I Putu Nova Anita Putra