Singaraja, koranbuleleng.com | Gubernur Bali I Wayan Koster menjanjikan Bandara Letkol Wisnu di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng akan dirancang sebagai bandara komersial untuk penerbangan jenis pesawat dan kapasitas penumpang tertentu.
Menjelang berakhir kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, dia menyempatkan diri melakukan kunjungan ke Bandara Letkol Wisnu, Minggu 3 September 2023.
Menurut Koster, jika dia terpilih kembali di periode kedua, bandara tersebut akan dikembangkan karena keberadaannya telah menjadi potensi ekonomi. Apalagi, Buleleng Barat juga terdapat obyek pariwisata yang sudah sangat terkenal di dunia, yakni wisata Bahari Desa Pemuteran dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
“Kita akan kembangkan. Bandara Letkol Wisnu memiliki panjang runway 960 meter itu nyaris panjangnya 1 kilometer. Jika ditambah menjadi 1.500 meter kan bisa didarati jenis pesawat dan penumpang jenis tertentu,” kata Koster.
Namun demikian, Koster menegaskan keberadaan Bandara Letkol Wisnu yang akan dikembangkan bukan sebagai pengganti bandara Bali Utara yang dicoret dari rencana Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pusat.
“Bandara ini sudah ada. Ya kita akan kembangkan sesuai kapasitas. Daripada keberadaannya kurang optimal,” imbuhnya.
Selain itu, Bandara Letkol Wisnu selama ini dimanfaatkan oleh BIFA dengan sewa kontrak. Namun belakangan terganjal akibat komposisi kepemilikan lahan dimana Pemprov Bali memiliki 80 persen sedang sisanya milik Pemkab Buleleng.
“Untuk rencana sewa kontrak dengan BIFA kita upayakan akan diteruskan. Itu sangat bagus,” tambah dia.
Sebelumnya Bandara Letkol Wisnu Bandara dimanfaatkan BIFA (Bali International Flight Academy) sebagai sekolah penerbangan dengan perjanjian masa kontrak. Kontrak pemanfaatan Bandara Letkol Wisnu sudah berakhir pada Maret 2023 lalu. Saat ini, kondisi bandara itu kosong dan pesawat milik BIFA sudah dipindahkan ke Banyuwangi.
Lahan Bandara Letkol Wisnu dengan total luas 15 hektar merupakan aset Pemkab Buleleng dan Pemprov Bali. Aset milik Pemkab Buleleng hanya seluas 2 hektar, yakni pada runway bandara. Sedangkan sisanya 13 hektar aset milik Pemprov Bali.(*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro