Singaraja, koranbuleleng.com| Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng, mulai melakukan pelipatan suara untuk pemilihan anggota legislatif DPR RI pada Pemilu 2024. Pelipatan ratusan ribu surat suara tersebut, melibatkan ratusan pekerja yang direkrut dari masyarakat, di gudang KPU Buleleng, di Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin, 4 Desember 2023.
Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana mengatakan, untuk pelipatan surat suara kali ini melibatkan 400 orang pekerja. Para pekerja itu dibagi menjadi 40 kelompok dengan setiap kelompoknya beranggotakan 10 orang. Dari ratusan pekerja tersebut, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga.
Selain melipat, mereka juga ditugaskan untuk melakukan sortir surat suara. Ada beberapa kategori surat suara yang tidak lolos untuk dilipat, yakni alami kerusakan dan noda. “Kategori yang bisa dilipat yang tidak ada kerusakan, bolong atau berisi noda. Kalau nodanya kecil masih bisa. Kami tidak memilih, kebetulan yang daftar kebanyakan perempuan. Seluruh masyarakat boleh berpartisipasi,” ujar Dudhi.
Tidak ada syarat khusus untuk ikut menjadi pekerja pelipat surat suara ini. Setiap masyarakat yang berminat, bisa mendaftarkan diri ke KPU Buleleng. Dimana per lembar surat suara akan diupah Rp200 rupiah.
Mereka yang ikut akan dipekerjakan dengan waktu 8 jam kerja. Pelipatan akan dimulai dari pukul 08.00 Wita, kemudian para pekerja akan diberi waktu istirahat selama satu jam dari pukul 12.00 Wita-13.00 Wita. Pelipatan akan dilanjutkan hingga pukul 17.00 Wita.
Dudhi menyebut, untuk surat suara yang dilipat kali ini, merupakan surat suara untuk pemilihan legislatif DPR RI. Dimana, jumlah total surat suaranya sebanyak 625 ribu lebih. Selain surat suara untuk DPR RI, surat suara untuk pemilihan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten kini juga telah masuk ke gudang KPU.
“Untuk surat suara DPRD Provinsi dan Kabupaten sudah masuk hari Minggu kemarin. Jumlahnya sama 625 ribu lebih, sesuai dengan jumlah pemilih. Untuk calon presiden dan wakil presiden belum. Targetnya belum, setelah ini kita akan evaluasi baru bisa menargetkan berapa hari selesai,” katanya.
Sementara, salah satu pekerja Luh Putri mengatakan baru pertama kali ikut untuk melipat suara. Ia mengaku, ikut menjadi pekerja ini karena diajak oleh salah satu temannya. “Pertama kali ikut melipat, diajak sama temen dimintai identitas. Cara melipat dikasih tau sebelum memulai kegiatan. Tertariknya untuk cari pengalam, karena ibu rumah tangga tidak punya kegiatan apa juga di rumah,” kata dia. (*)
Editor : I Putu Nova Anita Putra