Meninggal di Ceko, PMI asal Buleleng Belum Bisa Dipulangkan

Singaraja, koranbuleleng.com| Jenazah Nyoman Yudara, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal dunia di Negara Republik Ceko hingga kini belum bisa dipulangkan ke kampung halaman. Biaya pemulangan jenazah menjadi kendala besar.

Sementara duka terus terlihat di rumah Yudara, di Banjar Dinas Kajanan, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng. Keluarga hingga kini masih menunggu bantuan untuk kepulangan jenazah Yudara dari negara lokasinya bekerja.

- Advertisement -

Yudara disebut telah bekerja di Ceko sejak tahun 2019 lalu. Selama di negara tersebut dia disebut sering berpindah-pindah lokasi bekerja. Terakhir Yudara disebut bekerja sebagai pekerja di sebuah restauran. 

“Sebelumnya (Yudara) kerja di pabrik besi. Sudah pindah 5 kali kerja. Terakhir di restauran baru 2 hari kerja,” ujar Ketut Bayu, 23 tahun, adik dari adik Yudara, Senin 10 Juni 2024. 

Bayu menyebut, terakhir kali sempat berkomunikasi dengan kakaknya itu pada 28 Mei 2024 lalu. Saat itu, Yudara tak menyebutkan sedang sakit. Bayu pun mengaku terkejut saat mengetahui, kakaknya itu meninggal pada 3 Juni 2024.

“Dia (Yudara) dapat mes, baru bangun udah ga ada (meninggal). Tapi sempat dibawa ke Rumah Sakit. Dikabari oleh paman, karena paman juga kerja disana,” kata dia. 

- Advertisement -

Yudara meninggalkan seorang istri bernama Luh Budi. Dia juga meninggalkan seorang anak yang masih berusia 1,3 tahun. Bahkan Yudara disebut belum sempat menemui buah hatinya tersebut. 

Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Buleleng, tengah mengusahakan kepulangan jenazah Yudara. Pemulangan jenazah Yudara disebut membutuhkan dana sebesar Rp98 juta. Hal ini, lantara Yudara berangkat menjadi PMI melalui jalur mandiri atau tidak melalui jalur agen.

“Estimasi sampai pemulangan 98 juta. Dari informasi, bliau kerja Ceko di sebuah restauran mandiri tidak dikirim oleh agen,” ujar Kepala Disnaker Buleleng Made Arya Sukerta. 

Arya Sukerta menyebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan BP3MI Bali untuk bisa mengkoordinasikan dengan BP2MI pusat. Selain itu, dari informasi yang diperoleh pihaknya Yudara meninggal karena penyakit asma. 

“Belum ada(kepastian pemulangan). Kita masih minta bantuan pusat untuk membiayai pemulangan. Ketika ada kepastian biaya pemulangan dari mana, sehingga bisa dikomunikasikan menuruti SOP ada disana,” ujarnya.

Kata Arya Sukerta, untuk mengantisipasi sering terjadinya PMI yang mengalami masalah, sakit, hingga meninggal dunia. Pihaknya meminta para PMI agar selalu berkoordinasi dengan petugas kedutaan yang ada di negara tersebut. Sehingga kedutaan bisa memantau kondisi para PMI tersebut. 

“Hal pertama tekankan, selalu berhubungan dengan kedutaan. Langkah pertama, punya kontak dengan agen, ketika terjadi masalah langsung di hubungi,” kata dia.

Selain bantuan dari pemerintah, donasi juga datang dari pihak lain. Salah satunya, donasi yang diberikan PDI Perjuangan Buleleng. Dimana pemberian donasi disebut untuk membantu memulangkan jenazah Yudara. 

Serketaris DPC PDI Perjuangan Buleleng Gede Supriatna mengatakan, donasi ini dikumpulkan dari kader-kader PDI Perjuangan Buleleng. Diaman total donasi diberikan sebesar Rp100 juta. Dengan donasi itu, diharapkan bisa membantu memulangkan jenazah Yudara untuk diupacarai pihak keluarga.

“Kami pesan supaya dipergunakan benar-benar untuk proses pemulangan jenazah Yudara. Supaya tidak digunakan ke hal lain. Donasi tujuannya untuk membawa pulang jenasah ke tanah air,” kata dia.(*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts