Singaraja, koranbuleleng.com| Berbagai macam cara simpatisan dikeluarkan untuk mendukung pasangan calonnya di Pilkada 2024. Bahkan ada yang rela mencukur rambutnya dengan bentuk nomor dari nomor urut paslon yang didukung.
Hal tersebut dilakukan, Djoko Handoko, 36 tahun. Pria asal Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng itu, rela mencukur rambut dan membentuk angka dua di kepalanya. Nomor tersebut merupakan nomor urut dari paslon yang didukungnya, yakni Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster – I Nyoman Giri Prasta dan Calon Bupati dan Wakil Buleleng dr. Nyoman Sutjidra – Gede Supriatna.
Penampilan Handoko, paling berbeda dari pendukung dan masyarakat yang hadir dalam Kampanye Koster Giri, di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, Kamis, 3 Oktober 2024. Pada bagian rambut belakangnya terpampang angka dua.
Handoko mengatakan, potongan rambut itu dibuatnya setelah pengundian nomor urut paslon di KPU. Dari pengundian itu, kedua paslon yang didukungnya mendapat nomor urut dua. Sehingga ia langsung pergi ke tukang potong rambut, untuk mencukur dan membentuk nomor dua pada rambut bagian belakang.
“Ini (cukuran) memang sengaja, inisiatif sendiri untuk dukung Koster-Giri dan Sutjidra-Supit. Memang simpatisan,” ujarnya.
Hal itu disebut tidak hanya dilakukannya kali ini. Pada Pilpres lalu, ia juga memotong rambutnya dengan bentuk angka tiga. Dimana angka tersebut, merupakan nomor urut dari pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo – Mahfud MD, yang diusung PDI Perjuangan.
“Sudah lama (jadi simpatisan) dari jaman Ganjar-Mahfud MD jadi calon presiden. Saat Ganjar tulis nomor tiga,” kata Handoko.
Kata Handoko, potongan rambut angka dua ini pun disebut akan ditetapkannya hingga waktu pencoblosan Pilkada 2024, pada 24 November 2024 mendatang. Setiap lima harinya, ia akan datang ke tukang cukur untuk terus mempertahankan gaya rambutnya tersebut.
“Setiap lima hari ke tukang cukur, bayar 30 ribu sekali potong rambut. Sampe hari pemilihan (dipertahankan),” ucapnya.
Adapun kampanye Koste Giri kali ini, merupakan kampanye ketiga yang dilakukan di Buleleng, dengan menyasar tiga kecamatan di wilayah tengah. Diantaranya di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, di Kecamatan Buleleng, Wantilan Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, dan di Lapangan Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar.
Di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, paslon nomor urut dua itu tiba sekitar pukul 10.40 Wita, didampingi langsung oleh pasangan Nyoman Sutjidra dan Gede Supriatna. Paslon tersebut disambut dengan Gamelan Baleganjur, dan Tari Teruna Jaya.
Sebelum masuk ke gedung, Koster Giri melakukan persembahyangan di Tugu Singa Ambara Raja. Paslon itu, diberi tirta dari wangsuh pusaka Ki Tunjung Tutur dan Ki Baru Semang. Dua pusaka itu merupakan milik Raja Buleleng, Anglurah Ki Barak Panji Sakti.
Usai melakukan sembahyang, paslon kemudian menuju gedung. Mereka disambut dengan yel-yel pendukung dan masyarakat yang datang. Mereka yang datang juga mengacungkan dua jari yang menjadi nomor urut pasangan tersebut.
Dalam kampanye tersebut, Giri Prasta juga sempat bernyanyi yang menjadi ciri khasnya untuk menghibur warga atau pendukungnya saat kampanye. Giri Prasta berduet dengan penyanyi I Komang Bagus Wirata Sandi (Bagus Wirata).
Bersama penyanyi asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan itu, Giri Prasta menyanyikan tiga lagu Selam Badeng Mepipis, De Kual, dan Dosa Terindah. Penampilan itu, berhasil memikat masyarakat yang hadir terutama di kalangan perempuan. Ibu-ibu yang hadir beberapa maju ke depan panggung untuk bergoyang dengan Giri Prasta.
Giri Prasta mengungkap, jika terpilih di Pilkada 2024, akan memberi bantuan perbaikan pura di seluruh Kabupaten Buleleng. Hal itu dilakukan, karena selama ini pihaknya melihat keuangan masyarakat habis untuk kegiatan beryadnya sehingga tidak cukup untuk melakukan perbaikan atau renovasi pura.
Dengan bantuan yang diberikan, nantinya masyarakat hanya mengeluarkan tenaga bergotongroyong untuk melakukan pembangunan. Program itu disebut sudah dilakukan saat dirinya menjabat menjadi Bupati Badung dua periode 2016-2021 dan 2021-2024. Nantinya untuk menjalankan program tersebut, anggaran disebut bisa bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK).
“Jangankan pura yang ada di Buleleng ini, di Alas Purwo, di UGM bahkan Papua kami membangun dari Badung. Kedepan akan terus kami sisihkan dari PHR kami akan bergerak se-nusantara. sehingga warga Bali yang ada di nusantara tidak kena iuran lagi,” kata dia.
Kata Giri Prasta, program itu disebut pasti bisa dijalankan meskipun saat ini Bali tengah menghadapi defisit anggaran. Menurutnya, defisit anggaran tersebut bisa ditangani melalui Dana Anggaran Umum (DAU). Selain itu, Bali disebut memiliki banyak pendapatan terutama dari sektor pariwisata. Selain itu, permasalahan defisit anggaran tersebut juga dipastikannya akan di backup dari pendapatan yang dimiliki Kabupaten Badung.
“Urusan defisit itu wajar sekali, bila ada program yang tidak bisa dilaksanakan di 2024, kita akan lanjutkan di 2025. Sekali lagi terhadap defisit itu kita backup dari Badung,” ucapnya. (*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada