Perang di Lebanon, Suarnadi Selamat dan Dipulangkan ke Bali

Singaraja, koranbuleleng.com| Ni Luh Suarnadi, 44 tahun, pekerja migran asal Buleleng berhasil dipulangkan dari Negara Lebanon karena negara tersebut sedang terjadi peperangan. Pecah perang akibat konflik Timur tengah ini memicu pemulangan pekerja migran Indonesia.

Suarnadi kini sudah berkumpul lagi dengan keluarganya di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Dia tiba di Bali bersama dua orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) lainya, pada Selasa, 8 Oktober 2024. Saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Suardani langsung dijemput oleh Dinas Ketenagakerjaan Buleleng.

- Advertisement -

Suarnadi menceritakan, sebelum akhirnya dievakuasi dan dipulangkan ke Indonesia. Ia sempat mengalami kepanikan. Saat itu, ia yang tengah bekerja pada tanggal 27 September 2024 sore, mendengar ledakan dan getaran hebat dari lokasi tempat kerjanya. Bersama pekerja lainnya, ia kemudian dipulangkan ke asrama.

“Situasinya sangat mencekam karena di tempat saya bekerja dengan yang terjadi bom jaraknya sekitar 10 menit. Sempat panik, kemudian kami bersama pekerja lain cari tempat aman,” ujarnya ditemui Kamis, 10 Oktober 2024.

Setelah peristiwa itu, istri dari Gede Artana, 51 tahun, itu kemudian melaporkan diri ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon. Oleh kedutaan, Suarnadi bersama warga Indonesia lainya kemudian di evakuasi ke lokasi yang lebih aman. Di lokasi itu, sejumlah pekerja mengungsi sebelum pulang ke tanah air. “Oleh KBRI kita ditempatkan di ruangan yang jauh dari kota. Kami bermalam selama tiga hari disana,” kata Suardani.

Suardani menyebut, setelah bermalam tiga hari di KBRI, para pekerja yang jumlahnya 20 orang kemudian diberangkatkan dengan bus menuju perbatasan Suriah dan Yordania, dengan tujuan akhir di Negara Dubai. Rombongan PMI itu, disebut sempat bermalam di KBI Suriah selama sehari dan di KBRI Yordania selama tiga hari.

- Advertisement -

Puluhan pekerja itu, kemudian dipulangkan pada 6 Oktober 2024 dari Dubai menuju ke Jakarta. Mereka kemudian tiba di tanah air pada Senin, 7 Oktober 2024 setelah menempuh penerbangan panjang selama 14 jam. Adapun dari 20 orang yang dievakuasi, 3 diantaranya merupakan pekerja asal Bali.

Dimana dua diantaranya merupakan warga asal Buleleng, yakni Ni Luh Suarnadi, Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, dan Ketut Septiani, asal Kecamatan Sawan, Buleleng. Sedangkan satu orang lainnya, merupakan warga asal Kabupaten Gianyar, bernama Ni Kadek Sriari.

“20 orang, dari Indonesia. Waktu di perbatasan antara negara itu diperiksa ketat, tapi tidak ada kekhawatiran, hanya diperiksa paspor. Bersyukur bisa pulang dengan selamat, meski di perjalanan menempuh waktu yang lama,” kata Suardani.

Kata Suardani, ini kali ketiganya ia berangkat bekerja ke Libanon. Ia memulai menjadi pekerja migran pada tahun 2014 dan bekerja di Turki. Sebelum akhirnya menerima tawaran dari agen untuk bekerja di Libanon pada tahun 2017. Meski sudah cukup lama bekerja di negara Timur Tengah yang rawan konflik, ia mengaku biasa-biasa saja.

Pasca kejadian ini, Suardani mengaku belum ada keinginan untuk kembali kerja di luar negeri. Ia memutuskan untuk istirahat sementara waktu. Kendati pihaknya tak memungkiri masa kontrak kerjanya masih sisa setahun. Ia mengaku akan menikmati kepulangan ini dengan menghabiskan waktu bersama suaminya dan dua orang anaknya.

“Trauma hanya capek dengan perjalanan yang ditempuh. Kalau di Lebanon kontrak kerjanya diperbaharui setiap dua tahun. Ini merupakan keberangkatan saya ke tiga. Ada kemungkinan dipanggil lagi mengingat masih setahun kontrak. Tapi kemungkinan tidak dalam waktu dekat. Sebab masih ada konflik di sana,” katanya.

Sementara, Plt Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Buleleng, Made Juartawan mengatakan, pemulangan dua warga Buleleng dari Negara Lebanon ke tanah air difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan, untuk pemulangan dari Jakarta ke Bali, difasilitasi oleh Provinsi Bali, kemudian setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, dijemput oleh pihak Disnaker Buleleng.

Juartawan menyebut, kepada dua warga ini, pihaknya akan memberikan pelatihan kemudian juga kedua warga tersebut ingin menjadi PMI kembali, Disnaker disebut akan menghubungkan dengan agen resmi untuk memberangkatkan. “Kalau mereka ingin berangkat ke luar negeri, kami akan fasilitasi mereka untuk menemukan agen resmi,” katanya.

Kata Juartawan, kedua warga ini berangkat bekerja ke Negara Lebanon, menggunakan agen resmi. Selain itu, dinas pun disebut akan berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali, untuk mengetahui apakah ada pekerja lain yang masih berada di negara tersebut.

“Karena ini kondisinya konflik, pemerintah yang punya inisiatif untuk pemulangan. Kita juga sudah koordinasi dengan BP3MI, dari koordinasi sementara hanya dua pekerja saja. Kita harap, mudah-mudahan tidak ada (pekerja lain),” ucapnya.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts