Dewan Pendidikan dan Menjangan Institute Lakukan Kajian Perkuat Singaraja sebagai Kota Pendidikan

Singaraja, koranbuleleng.com | Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan Menjangan Institute dan Madani Bali Utara menggelar Diskusi Publik pada Jumat 25 Oktober 2024 di Gedung Laksmi Graha. Acara ini dihadiri langsung oleh Guru, kepala sekolah, Korwil di Buleleng.

Diskusi Publik yang mengambil tema Mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan dihadiri langsung oleh Sekertaris Komisi IV DPRD Buleleng, Nyoman Dhukajaya dan Agung Widia Putra yang mewakili Ketua DPRD Buleleng.

- Advertisement -

Ada tiga narasumber yang memparkan kajiannya terkait upaya mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan. Diantaranya Dr. I Made Sedana, M.Pd selaku Ketua Dewan Pendidikan, Dr. I Putu Eka Wilantara, M.Pd sebagai Ketua PGRI Buleleng dan Dr. I.M.Bagus Andi Purnomo, M.Pd dari Menjangan Institute

Ketua Dewan Pendidikan, Made Sedana menjelaskan, Singaraja sejatinya secara de facto sudah menjadi Kota Pendidikan. Hal itu dibuktikan di Singaraja terdapat sejumlah perguruan tinggi Negeri maupun swasta yang siap mencerdaskan generasi muda di Bali Utara.

Selain itu, sekolah-sekolah baik SD, SMP dan SMA/SMK di Kota Singaraja menurutnya sudah sangat memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, serta sarana dan prasarana yang kian memadai.

Hanya saja secara de jure, Singaraja memang membutuhkan pengakuan baik dari sisi regulasi, peraturan daerah sehingga sah secara hukum sebagai Kota Pendidikan.

- Advertisement -

“Inilah yang harus dipersiapkan, dan membutuhkan dukungan stake holder. Mulai dari Guru, DPRD, Disdikpora dan seluruh masyarakat Buleleng,” jelasnya.

Sedana menambahkan, wacana mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan sejatinya sudah dimulai sejak lama. Hanya saja masih dalam tahap kajian yang belum  ditindaklanjuti dengan Langkah yang lebih serius.

“Tim Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) sudah mengkaji ini. Tentu tindak lanjutnya adalah di DPRD Buleleng juga harus mengawal usulan ini agar bisa diwujudkan,” paparnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua PGRI Buleleng, Putu Eka Wilantara. Menurutnya, tidak cukup diwacanakan dan dibunyikan saat kampanye. perlu rencana aksi nyata yang berkelanjutan. harus ada political will.

Eka yang juga Kepala SMAN 3 Singaraja mengungkapkan, usulan Singaraja sebagai Kota Pendidikan harus tumbuh dari masyarakat yang dirawat oleh pemangku kebijakan. Keuntungannya tumbuh iklim akademik, angka kekerasan dan kriminalitas turun, interaksi juga semakin baik semakin heterogen.

Menurutnya, ada SDM yang berkompeten, dan akhirnya ekonomi akan tumbuh. “Kost tumbuh, properti tumbuh, percetakan, kuliner, pusat perbelanjaan, rekreasi juga tumbuh,” sebutnya.

Terkait upaya PGRI sebagai organisasi profesi maka harus ada peningkatan kompetensi berkesinambungan, perlindungan hukum pada guru, mudah-mudahan indeks kebahagiaan Indonesia semakin meningkat mudah-mudahan dengan pemberian TPP. “Kita berjuang jadi kota pendidikan dan indeks kebahagiaan guru rendah, kalau kabupaten lain bisa, kenapa kita tidak?” harapnya.

Di sisi lain, Sekertaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Surya Barata menegaskan pihaknya menyebutkan jika mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan memang membutuhkan dukungan dari seluruh pihak. Bukan hanya datang dari guru semata maupun dari pemerintah, tetapi juga seluruh stake holder.

“Kami siap bersinergi dengan seluruh stake holder dalam mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan. Kualitas, sarana dan prasarana, indek Pembangunan manusia terus menjadi perhatian dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas. Termasuk Perda yang memayungi Singaraja sebagai Kota Pendidikan jangan sampai tumpang tindih,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekertaris Komisi IV DPRD Buleleng, Nyoman Dhukajaya mengapresiasi diskusi publik yang diselenggarakan berkaitan mewujudkan Singaraja sebagai kota Pendidikan. Menurutnya, Singaraja sejatinya sudah diakui masyarakat Bali sebagai Kota Pendidikan, dengan banyaknya perguruan tinggi di wilayah Singaraja.

Dhukajaya menyebut pihaknya yang duduk di Komisi IV yang membidangi Pendidikan, Kesehatan akan mengawal usulan masyarakat dan akademisi agar Singaraja benar-benar layak disebut sebagai Kota Pendidikan.

“Kami pasti kawal. Apalagi usulan dari bawah, harus kita kawal dan Bersama sama untuk mewujudkannya,” singkatnya. (*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts