STAHN Mpu Kuturan Gelar Prosesi Melasti, Ribuan Sivitas Akademika Ikuti Arak-arakan Sakral

Singaraja,koranbuleleng.com |Suasana berbeda tampak di sepanjang ruas Jalan Pulau Menjangan-Komodo, Banyuning, Singaraja, Jumat 7 Februari 2025. Ribuan mahasiswa, dosen, dan pegawai Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja berbondong-bondong menuju Segara Banyuning untuk melaksanakan prosesi Melasti, serangkaian Piodalan Pemuput Bhakti Penerus Pura Agung Mpu Kuturan.

Sejak pagi, areal kampus STAHN Mpu Kuturan telah dipadati oleh peserta upacara. Sebelum Melasti dilaksanakan, terlebih dahulu digelar ritual Pecaruan Manca Sata. Kemudian siang harinya, dengan mengenakan pakaian adat Bali, mereka bersiap mengiringi pralingga Ida Bhatara yang akan disucikan. Ribuan sivitas akademika berjalan beriringan menuju Pura Segara Desa Adat Banyuning dalam nuansa sakral dan penuh penghayatan.

- Advertisement -

Di sepanjang perjalanan, rombongan diiringi oleh beragam kesenian tradisional yang semakin memperkaya suasana ritual. Pendet Pamendak, Baris Gede, Kober Dewata Nawa Sanga, serta umbul-umbul menghiasi arak-arakan suci ini.

Tak hanya itu, dentingan Bedug dan Gong Beri, Baleganjur, serta alunan suara genta dan kekidungan dari para mahasiswa membuat prosesi semakin khidmat. Tak ayal, masyarakat yang berada di sepanjang rute iring-iringan turut terpesona dengan keindahan dan kekayaan budaya yang ditampilkan oleh STAHN Mpu Kuturan.

Ketua Panitia Piodalan Pemuput Bhakti Penerus Pura Agung Mpu Kuturan, Dr. Ida Bagus Wika Krishna, M.Si., menuturkan bahwa prosesi ini melibatkan seluruh potensi seni dan budaya yang dimiliki kampus.

“Berbagai perangkat kesenian seperti Gong Beri, Pendet massal, hingga UKM Budaya Jawa turut serta dalam mengiringi Ida Bhatara menuju melasti sebagai bentuk penyucian sebelum upacara pujawali,” jelasnya.

- Advertisement -

Prosesi ini merupakan bagian dari rangkaian Bhakti Penerus, yang akan mencapai puncaknya pada Sabtu, 8 Februari 2025, bertepatan dengan Hari Raya Saraswati. Upacara pujawali ini menjadi penanda akhir dari perjalanan Ngenteg Linggih yang telah dilaksanakan sejak tahun 2023. Upacara ini mengambil tingkatan utama atau Nyatur, yang memiliki makna penting dalam tradisi keagamaan Hindu di Bali.

Ida Bagus Wika menambahkan bahwa upacara kali ini menjadi istimewa karena melibatkan seluruh elemen kampus dalam persiapannya. Mulai dari pembuatan tetaring hingga sarana upakara, semuanya dikerjakan secara gotong royong oleh mahasiswa, dosen, dan pegawai. Ini bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga sarana pembelajaran serta upaya mempererat solidaritas seluruh sivitas akademika, ujarnya.

Setelah prosesi Melasti selesai, pralingga Ida Bhatara kembali ke Pura Agung Mpu Kuturan, disambut dengan tari Pendet Massal yang dibawakan oleh ratusan dosen, pegawai, dan mahasiswa. (*)

Kontributor : Rika Mahardika

Editor : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts