Suwindia Kembali Nahkodai STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Singaraja, koranbuleleng.com | Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A resmi kembali menahkodai Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja. Ia dilantik langsung oleh Menteri Agama RI K.H. Nasaruddin Umar pada Senin, 26 Mei 2025, di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta.

Pelantikan Suwindia berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 186091, 186195, dan 186196/MA.KP.07/5/2025 tentang pemberhentian dan pengangkatan pejabat pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).

- Advertisement -

Menteri Agama dalam sambutannya menegaskan pentingnya integritas, visi strategis, dan inovasi dalam kepemimpinan kampus, terutama di era post-truth yang ditandai dengan maraknya arus informasi menyesatkan namun dianggap sebagai kebenaran.

“Menjadi rektor di era post-truth bukan hal mudah. Harus mampu melihat ke depan, belajar dari masa lalu, dan mengambil langkah strategis di waktu yang tepat, seperti mengemudikan kendaraan dengan penuh kehati-hatian,” kata Menteri Nasaruddin.

Ia juga menyoroti dinamika mahasiswa dan kemajuan teknologi yang menuntut pemimpin kampus untuk mampu berpikir reflektif dan tidak sekadar berkonsentrasi pada tugas administratif. “Mahasiswa sekarang makin kritis, teknologi makin canggih. Maka rektor harus tidak hanya fokus, tapi juga reflektif. Jangan sampai salah langkah, terutama dalam urusan keuangan,” ujarnya.

Usai pelantikan, Prof. Suwindia menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang kembali diberikan oleh negara. Ia menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas kampus secara menyeluruh, terlebih saat ini STAHN Mpu Kuturan telah bertransformasi menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan berdasarkan Perpres yang telah diterima.

- Advertisement -

“Memimpin PTKN tidak cukup hanya dengan manajemen akademik. Dibutuhkan spiritualitas, pengabdian, dan dedikasi tanpa batas. Kami akan terus mendorong budaya melayani dan Tri Dharma Perguruan Tinggi agar benar-benar hadir sebagai roh dalam setiap gerak langkah kampus,” tegas Suwindia.

Diketahui, sebelum resmi dilantik, Suwindia yang merupakan calon incumbent telah melalui proses seleksi terbuka sejak tahun 2024. Ia bersaing dengan lima kandidat lainnya, yaitu I Made Sedana, I Gede Agung Jaya Suryawan, Ketut Bali Sastrawan, Gede Mahardika, dan Putu Sanjaya.

Proses seleksi dilakukan secara transparan oleh Tim Assessment Kementerian Agama RI. Dimulai dari pembentukan tim penjaringan, pendaftaran bakal calon, pemaparan visi dan misi, hingga uji kepatutan dan kelayakan. (*)

Kontributor: Putu Rika Mahardika

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts