Singaraja | KOMISI II DPRD Buleleng akhirnya memantau langsung ke Bendungan Titab Ularan yang sebelumnya dikhawatirkan masyarakat akan mengalami jebol dan berpotensi menimbulkan bencana karena suara dentuman yang sempat terjadi saat pengisian air ke dalam saluran intake, beberapa waktu lalu.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Made Mangku Budiasa yang memimpin langsung pemantauan sempat bertemu dengan pihak otoritas pengeloa Bendungan Titab Ularan dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida. DPRD Buleleng mengaku mendapatkan penjelasan yang cukup teknis terkait dengan suara dentuman sebelumnya.
Kata Mangku Budiasa, retakan yang sempat menjadi kehawatiran warga pada dasarnya itu bukanlah retakan melainkan struktur Deletasi yang wajib ada di setiap bangunan beton Bendungan pada jarak 12 hingga 15 meter.
Deletasi ini berfungsi untuk meredam retakan ketika terjadi penurunan struktur beton yang di akibatkan menurunan permukaan tanah akibat beban berat di atasnya.
“Setelah turun dan mengamati kondisi yang ada, kami mendapatkan informasi cukup detail bahwa sampai saat ini kondisi bendungan tidak ada masalah.” terang Mangku Budiasa.
Bendungan Titab Ularan diharapkan mampu menjadi sumber pengairan bagi lahan-lahan kritis di sejumlah wilayah di Buleleng serta menjadi pusat air baku, serta bisa dimanfaatkan untuk PLTA. | NP|