Singaraja, koranbuleleng.com, Sebanyak 139 butir telur penyu di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga dipindahkan ke bak penangkaran oleh Kelompok Nelayan Sari Segara, Kamis 30 Juni 2016. Bak penampungan ini baru saja selesai dibangun oleh kelompok nelayan setempat
Pemindahan telur penyu itu didampingi oleh sejumlah tim ahli dari Turtle Consevation Education Centre (TCEC) Pulau Serangan. Pemindahan telur penyu ini untuk menghindarkan telur penyu dari terjangan gelombang pasang air laut.
“Cuacanya sekarang lagi kurang bagus, air laut naik sebulan ini, kami kawatir akan menyerang telur peny baru ini, makanya kami pindah ke bak,” ujar Putu Dedi Yastika, Ketua Save Penyu Penimbangan.
Selama ini, beberapa kali terdapat penyu bertelur disekitaran pantai penimbangan, namun karena sering terkena gelombang pasang, telur-telur itu mengalami pembusukan dan tidak semuanya bisa menetas.
Manager TCEC Serangan, I Made Sukanta memberikan petujuk dan membiarkan nelayan langsung untuk untuk melkaukan pemindahan. Pihak TCEC hanya memberikan teknik dan sedikit mencontohkan cara pengambilan dan peletakan telur penyu yang baik dan benar.
Yang harus diperhatikan dalam pemindahan telur-telur penyu ini, tentang kehati-hatian serta tidak merubah posisi telur. Saat melakukan penggalian, nelayan juga tidak boleh menginjak lingkaran bekas penggalian penyu. Penggalian telur harus dilakukan melingkar dan mengambil telur-telur tersebut susunan paling atas ke bawah.
Pada saat pemindahan ke bak penangkaran, dipastikan pasir yang ada di sana selalu dalam keadaan kering. Peletakan telur pun cukup dibuatkan lubang sedalam dua puluh sentimeter dan menatanya kembali seperti bentuk semula.
“Kalau dilihat dari bentuk dan warnanya telur penyu ini masih dalam keadaan baik. Mudah-mudahan dapat menetas sempurna,” ucap Sukanta.
Untuk melestarikan penyu, TCEC telah melakukan penangkaran penyu secara khusus untuk kepentingan upacara adat. Dari puluhan ribu telur penyu yang ditetaskan, 200 butir diantaranya dipelihara untuk memenuhi permintaan penyu sebagai sarana upakara.
“Jadi dengan pemeliharaan ini, masyarakat tidak lagi menangkap induknya, sehingga mereka tetap lestari,” kata dia.
Sukanta menjelaskan dalam pemeliharaan penyu upakara sudah dapat dipakai setelah berumur enam bulan dengan ukuran 10-15 sentimeter. Biasanya penggunaan penyu dalam sarana upakara hanya sebatas prasyarat. Meski sampai saat ini masih ditemukan oknum yang berusaha mencari penyu besar, untuk dikonsumsi dengan alas an upacara. |NP|